Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulsel dan Universitas Hasanuddin menjalin kerja sama strategis untuk menekan angka stunting dan mendukung Gerakan Sulawesi Selatan menuju zero stunting.
Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Fadjry Djufry di Makassar, Rabu, menyambut baik inisiatif Unhas. Ia menekankan pentingnya pengembangan model pengukuran stunting berbasis ilmiah dan berbasis data.
Ia menegaskan gerakan zero stunting harus menjadi gerakan kolaboratif lintas sektor, bukan hanya tanggung jawab satu kementerian atau sektor kesehatan semata.
Pemprov Sulsel mengapresiasi langkah Unhas yang telah mengembangkan model berbasis multidisiplin untuk menangani isu ini.
Sementara itu, Rektor Unhas Prof Dr Jamaluddin Jompa menegaskan stunting adalah permasalahan multidimensional yang memerlukan pendekatan lintas keilmuan.
Unhas menggerakkan seluruh fakultas untuk berkontribusi dalam penanganannya. Salah satu langkah strategis yang diterapkan adalah mengintegrasikan isu stunting dalam Kurikulum K23, memungkinkan mahasiswa mendapatkan pemahaman komprehensif melalui skema SKS khusus.
“Kami menerapkan strategi akademik dengan memasukkan isu ini ke dalam kurikulum, sehingga penanganannya lebih sistematis dan berbasis riset,” ujar Prof Jamaluddin.
Baca juga: Guru besar UI ungkap korelasi stunting dengan kesehatan gigi mulut pada anak