Jakarta (ANTARA) - GIZ Indonesia dan Unilever Indonesia, berkolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, resmi meluncurkan proyek Scaling Up Local Enterprise on Waste Management in Indonesia (SULE-WM), bekerja sama dengan mitra implementasi Ecoxyztem dan Greeneration Foundation.
Dengan menggandeng 5 perusahaan pengelolaan sampah lokal yang tersebar di 5 daerah di Indonesia: Medan, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah, Bali, Surabaya, dan Jakarta; proyek SULE-WM bertujuan untuk mengembangkan skala usaha pengelolaan sampah lokal untuk menciptakan lebih banyak peluang kerja ramah lingkungan melalui inovasi, peningkatan kapasitas, serta kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan.
Selain mendukung pertumbuhan perusahaan pengelolaan sampah, proyek ini akan memberikan edukasi kepada lebih dari 20.000 orang agar mereka dapat terlibat aktif sebagai talenta masa depan dan ekosistem pendukung dalam membangun sistem pengelolaan sampah lokal yang komprehensif.
Dalam acara peluncuran ini, para kolaborator dan mitra implementasi memaparkan visi dan misi proyek dalam menciptakan ekosistem bisnis berkelanjutan bagi UMKM di sektor pengelolaan sampah.
Proyek SULE-WM yang akan berlangsung selama kurang lebih 21 bulan akan memberikan dukungan berupa pelatihan, mentoring, serta pendanaan implementasi dengan total 1 miliar rupiah kepada UMKM yang berfokus pada solusi inovatif dalam daur ulang dan pengelolaan sampah.
Wistinoviani Adnin, PLT Koordinator Direktorat Pengurangan Sampah dan Pengembangan Ekonomi Sirkular Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) dalam sambutannya menyatakan pemerintah sendiri telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan dalam pengelolaan sampah yang tentunya membutuhkan dukungan dan partisipasi aktif dari sisi hulu ke hilir melalui kerjasama dan kolaborasi sehingga dampak yang dihasilkan akan lebih besar.
Kami mengapresiasi inisiasi yang dilakukan oleh GIZ Indonesia dan Unilever Indonesia yang berkontribusi dalam pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular. Dengan adanya proyek SULE-WM, menjadi bukti nyata bahwa pengelolaan sampah membutuhkan peran multisektor karena merupakan proses sirkular dalam membangun tatanan sosial ekonomi yang berkelanjutan.
Dengan target pengumpulan sebanyak 3.000 ton sampah plastik yang berhasil dikelola dengan menghasilkan penghematan sebesar 5.070 ton CO2 ekuivalen, proyek ini juga akan melibatkan 200 pekerja informal untuk mendapatkan pelatihan mengenai keamanan kerja, literasi keuangan, dan akses layanan kesehatan.
“Salah satu tantangan terbesar dalam pengelolaan sampah adalah bagaimana mengubah paradigma masyarakat dan pelaku usaha untuk melihat sampah sebagai sumber daya.
"Melalui proyek SULE-WM, GIZ Indonesia mendukung pengelolaan sampah yang bertanggung jawab di Indonesia melalui pengembangan model bisnis yang berkelanjutan bagi UMKM, serta menciptakan solusi berbasis inovasi yang dapat diterapkan secara luas”, ungkap Roy Andy Panjaitan, Private Sector Development Advisor & Project Coordinator for Public-Private Partnership (develoPPP) GIZ Indonesia, ASEAN & Timor-Leste.
Proyek SULE-WM akan diimplementasikan dalam beberapa fase program, dimulai dengan need assessment kepada 5 perusahaan pengelola sampah lokal: Perkumpulan Arta Jaya (Medan), Persada Langgeng Makmur (DI Yogyakarta & Jawa Tengah), Bali Recycle Center (Bali), Lohjinawi Logistic (Surabaya), dan Azzahra Multi Solusindo (Jakarta Selatan); dilanjutkan dengan fase mentoring dan pitching untuk memilih 3 perusahaan terbaik untuk dapat lanjut ke fase implementasi hingga impact exhibition dan business matchmaking di akhir program.
Maya Tamimi selaku Head of Division Environment & Sustainability, Unilever Indonesia menyatakan Unilever berfokus pada empat isu keberlanjutan yakni iklim, alam, plastik, dan mata pencaharian.
Pada pilar plastik, Unilever memiliki fokus yang kuat, bahwa paling lambat di tahun 2025 Perusahaan akan mengurangi penggunaan plastik baru, mempercepat penggunaan plastik daur ulang, meningkatkan keterdaurulangan/recylability pada kemasan, serta mengumpulkan dan memproses kemasan plastik lebih banyak daripada yang digunakan untuk menjual produk.
“Kami percaya bahwa kolaborasi berbagai pihak, termasuk sektor UMKM memiliki peran penting terhadap pengelolaan sampah termasuk plastik. Proyek SULE-WM menjadi bagian dari upaya kami dalam membangun ekosistem pengelolaan sampah yang lebih inklusif, di mana inovasi lokal dapat berkembang dan memberikan dampak yang nyata bagi masyarakat. Kami optimis bahwa dengan kolaborasi yang erat, kita dapat menciptakan perubahan positif dalam skala yang lebih luas untuk lingkungan yang lebih hijau dan lestari,” tambah Maya.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas UMKM dalam menciptakan solusi pengelolaan sampah yang berdampak luas bagi masyarakat dan lingkungan.
Selain itu, proyek ini juga membuka peluang kerja sama antara UMKM dengan perusahaan dan pemerintah dalam membangun rantai nilai pengelolaan sampah yang lebih efisien dan efektif. Dengan adanya inovasi teknologi dan model bisnis yang tepat, UMKM dapat berperan sebagai agen perubahan dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih serta menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan hijau.