Jakarta (ANTARA) - Geliat bulutangkis semakin kuat di Tangerang, dimana sejak 1 Februari 2025, GOR Paninggilan Utara, Tangerang, Banten menjadi saksi meriahnya Turnamen Badminton Pelajar dan Turnamen Badminton Otodidak (Badak).
Hampir 500 peserta, dari pelajar hingga masyarakat umum, berpartisipasi dalam ajang ini, yang akan berlangsung hingga 14 Februari 2025.
“Lebih dari sekadar kompetisi, dua turnamen ini lahir dari inisiatif pribadi Ervan Maryanto, seorang staf akademik di Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Banten. Ia bertekad menjaga semangat bulutangkis tetap hidup dan menjadi hiburan bagi masyarakat.Turnamen ini spesial karena bukan sekadar kompetisi, tetapi gerakan yang mengajak masyarakat untuk terus mencintai bulutangkis. Semua ini lahir dari kepedulian seorang individu yang ingin menjadikan bulutangkis sebagai bagian dari kehidupan banyak orang," ujar Devie Rahmawati, Ketua Subbidang Pengembangan Komunitas PP PBSI dalam keteramgannya, Kamis.
“Antusiasme masyarakat luar biasa! Turnamen Pelajar yang awalnya hanya untuk warga Banten justru menarik peserta dari Jakarta, Depok, dan Bekasi. Sementara itu, Turnamen Badak menjadi bukti bahwa bulutangkis bisa dinikmati semua kalangan. Dari petugas keamanan, pekerja bangunan, staf kantoran, hingga pemuka agama, semuanya turun ke lapangan dengan semangat tinggi. Kami tidak menyangka bahwa Turnamen Badak begitu diminati. Bahkan, turnamen ini akan digelar enam kali dalam setahun karena tingginya minat dari masyarakat," tambah Devie.
Bagi Ervan Maryanto, bulutangkis bukan sekadar hobi, tetapi misi untuk menghidupkan kembali kecintaan terhadap olahraga ini.
"Saya sudah menyukai bulutangkis sejak kecil. Tapi saya ingin lebih banyak orang merasakan kegembiraan yang sama, Awalnya, banyak yang meragukan idenya. Namun, ia tak menyerah dan mendatangi 50 sekolah untuk mendorong bulutangkis masuk sebagai ekstrakurikuler.
Hari ini, lima sekolah telah menjadikan bulutangkis sebagai ekskul utama, dengan setiap sekolah memiliki 30–40 siswa aktif berlatih,” ujarnya.
"Saya sendiri yang melatih anak-anak ini. Saya ingin mereka punya kesempatan yang sama untuk mencintai dan berprestasi di bulutangkis," kata Ervan, yang saat ini sedang menempuh studi Magister Hukum.
Semangat Ervan tidak berhenti di situ. Pada Desember 2024, ia menggelar Kompetisi Badak pertama dengan 200 peserta. Kini, jumlahnya meningkat menjadi 250 peserta.
"Tangerang memiliki 13 kecamatan, masing-masing dengan 2–3 wilayah, jadi saya yakin akan terus bertambah. Untuk itu, Kompetisi Badak akan saya selenggarakan enam kali dalam setahun, sedangkan Kompetisi Pelajar akan diadakan dua kali setahun. Dukungan pun terus mengalir dari berbagai pihak, PBSI, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), sektor swasta, dan organisasi masyarakat,” ujarnya.
"Saya bersyukur karena semakin banyak yang peduli dan ikut mendukung gerakan ini. Bulutangkis bukan hanya olahraga, tetapi juga jembatan untuk mempererat kebersamaan dan membangun masa depan," tutup Ervan dengan penuh optimisme.
Menanggapi inisiatif luar biasa ini, Sekretaris Jenderal PP PBSI, Ricky Subagja, menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap komunitas yang terus menghidupkan bulutangkis di berbagai daerah.
"PBSI percaya bahwa bulutangkis bukan sekadar olahraga, tetapi juga sumber kebanggaan dan kegembiraan bangsa. Komunitas seperti ini membuktikan bahwa bulutangkis tidak hanya berkembang di level profesional, tetapi juga tumbuh kuat di akar rumput. Kami mendukung penuh inisiatif seperti Turnamen Pelajar dan Badak, karena ini sejalan dengan visi kami untuk menjadikan bulutangkis bagian dari budaya dan kebanggaan masyarakat Indonesia," ujar Ricky Soebagdja.
PBSI dukung pelajar hingga pekerja, ikut bertanding di Tangerang
Kamis, 13 Februari 2025 20:45 WIB

PBSI dukung pelajar hingga pekerja, ikut bertanding di Tangerang (ANTARA/ Foto: Istimewa)