Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Pengurus Forum Pemimpin Redaksi Retno Pinasti menjelaskan strategi guna merespons tiga tantangan yang dihadapi ekosistem pers nasional saat ini di tengah perkembangan digitalisasi serta situasi ekonomi nasional dan global.
Pertama, Retno mendorong agar pers mampu hadir dan eksis di seluruh platform guna menjadi rujukan kredibel bagi publik. Hal itu perlu dilakukan guna menghadapi ancaman misinformasi dan disinformasi akibat membanjirnya informasi di ranah digital.
"Misinformasi dan disinformasi menjadi ancaman bagi kita semua, sebagai konsekuensi dari membanjirnya informasi di media sosial dan perkembangan berbagai teknologi AI (kecerdasan buatan)," kata Retno saat dihubungi Antara di Jakarta, Minggu.
Dia mengajak pelaku pers Indonesia untuk terus mendorong publik memahami pentingnya mengonsumsi informasi dari sumber-sumber yang dapat dipercaya.
Kedua, di tengah tren over click bait atau berita dengan judul yang menyesatkan atau melebih-lebihkan, pers harus disiplin untuk selalu taat kode etik jurnalistik dalam seluruh proses produksinya.
Retno berharap jurnalis Indonesia tetap setia pada jurnalisme yang profesional dan taat etik dalam memproduksi karya-karyanya untuk mempertahankan kredibilitas dan kepercayaan.
Ketiga, Retno menekankan untuk pers selalu menjaga independensi dalam menjalankan fungsinya sebagai pilar keempat demokrasi, sambil menghidupi dirinya sebagai sebuah entitas bisnis di tengah tantangan situasi ekonomi dunia dan dunia bisnis tanah air.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid meminta pers untuk tetap menjadi penjaga demokrasi dalam pidatonya melalui video kepada peserta perayaan Hari Pers Nasional di Kota Pekanbaru , Provinsi Riau, Minggu.
Meutya menyampaikan bahwa Hari Pers Nasional adalah momen untuk merayakan keberanian, integritas, dan semangat juang insan pers Indonesia. Pers bukan hanya menjadi saksi sejarah, tetapi juga penggerak perubahan.
"Di tengah gejolak zaman, pers harus tetap menjadi penjaga demokrasi. Selamat Hari Pers Nasional 2025 kepada seluruh insan pers di Indonesia," katanya.
Baca juga: Perayaan Puncak HPN ke-79 di Riau soroti perpecahan PWI