Bandung, Jawa Barat (ANTARA) - Badan Bank Tanah menyebutkan aset pertanahan seluas 33.115,6 hektare, yang dimilikinya saat ini, bisa digunakan untuk program tiga juta rumah dan swasembada pangan.
Kepala Badan Bank Tanah Parman Nataatmadja mengatakan lahan paling besar milik Bank Tanah yang bisa digunakan untuk swasembada pangan berada di Lembah Napu, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, dan wilayah Kalimantan.
"Yang bisa paling besar tentunya ada di Poso, kedua Kalimantan yang akan digunakan untuk ketahanan pangan atau swasembada pangan. Kita sekarang ini sudah dapat di Bangka Belitung, bekas lahan tambang Timah, nanti dicari tanaman apa yang paling cocok," ujar Parman di Bandung, Jawa Barat, Sabtu.
Di wilayah Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, terdapat lahan sebesar 1.873 hektare yang bisa digunakan untuk ketahanan pangan. Menurutnya, nanti masyarakat daerah tersebut akan diberikan edukasi dan kompetensi teknis terkait dengan pertanian.
Lahan-lahan tersebut dapat ditanami singkong, pisang cavendis dan tanaman pangan lainnya. Para mitra Bank Tanah juga akan diajak untuk menjadi off taker atau pembeli dari hasil pertanian warga.
Dari sisi perumahan, kata Parman, Bank Tanah masih memiliki lahan yang tersebar di beberapa titik Indonesia seperti di Tanjung Balai Asahan, Tapanuli, Sumatera Utara, Purwakarta, Jawa Barat serta Penajam Passer Utara (PPU), Kalimantan Timur.
Lebih lanjut, Bank Tanah selalu siap jika diminta untuk memfasilitasi penyediaan tanah.
Namun demikian, Parman menyebut pembangunan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) perlu melihat jumlah penduduk yang berminat untuk tinggal di daerah tersebut.
Baca juga: Bank Tanah beri solusi warga Penajam Paser Utara terdampak IKN lewat reforma agraria