Bogor (Antara Megapolitan) - Potensi sektor perkebunan meningkatkan perekonomian rakyat dalam pembangunan Indonesia perlu dukungan sumber daya yang besar. Salah satu komoditas tersebut adalah kelapa sawit yang telah memberikan tambahan devisa ekspor produksi berbasis minyak kelapa sawit (CPO) mencapai 10.961 juta dollar AS.
Sayangnya, perkebunan kelapa sawit sering terkendala selama masa produksinya. Yakni adanya pengaruh gulma pada perkebunan yang dapat mengurangi produksi panen. Hal inilah yang mendasari Reza Ali Akbar, Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (Faperta IPB) untuk melakukan penelitian yang berjudul ''Keefektifan Penambahan Pewarna pada Aplikasi Herbisida Glifosat dan Metil Metsulfuron terhadap Pengendalian Gulma''. Penelitian ini di bawah bimbingan Dr. Dwi Guntoro.
''Pada gulma daun lebar Mikania icrantha dilaporkan dapat menurunkan produksi tandan buah segar sebesar 20 persen. Menurunnya kualitas poduksi ini diakibatkan oleh pertumbuhan gulma yang sangat cepat dan mengeluarkan zat allelopati yang bersifat racun bagi tanaman,'' terang Reza.
Salah satu teknik pengendalian gulma yang biasa diterapkan di perkebunan adalah dengan metode pengendalian kimia.
''Penggunaan bahan kimia dianggap lebih praktis dan ekonomis. Apalagi apalagi jika dikaitkan dengan ketersediaan tenaga kerja dan waktu yang efisien,'' kata Reza.
Menurut Reza, kendala yang terjadi dalam aplikasi herbisida sistemik adalah gejala kematian visual yang muncul lebih lama dibandingkan dengan aplikasi herbisida kontak.
''Melihat kondisi ini diperlukan adanya sebuah penambahan pewarna pada herbisida untuk menimbulkan tanda warna pada gulma agar tidak terjadi aplikasi ganda pada area yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mencari bahan pewana yang sinergis terhadap herbisida sistemik, tidak cepat luntur, murah, dan tidak mencemari lingkungan,'' tambah Reza.
Berdasarkan hasil penelitian Reza, penambahan warna pada herbisida glifosat dengan sasaran gulma Imperata cylindrica dan Asytasia intrusa, serta aplikasi herbisida metil metsulfron dengan sasaran Asystasia intrusa dapat memunculkan warna pada gulma sasaran.
''Penambahan pewarna pada aplikasi herbisida metil metsulfron dapat meningkatkan efektivitas herbisida yang ditunjukkan dengan peningkatan persentase kematian Asystasia intrusa dibandingkan dengan perlakuan herbisida tanpa penambahan pewarna,'' tutupnya. (SM/ris).
Ini Dia, Cara Peneliti IPB Atasi Gulma Pada Perkebunan Kelapa Sawit
Jumat, 27 Oktober 2017 18:12 WIB
Penggunaan bahan kimia dianggap lebih praktis dan ekonomis. Apalagi apalagi jika dikaitkan dengan ketersediaan tenaga kerja dan waktu yang efisien.