Bogor (Antara Megapolitan) - Resistensi suatu bakteri terhadap kebanyakan antibiotik semakin meningkat dan beberapa jenis infeksi baru semakin bermunculan membutuhkan penanganan yang serius.
Obat antibakteri alternatif semakin dibutuhkan. Sawo Manila (Manilkara zapota) merupakan tumbuhan dengan akar, bunga, daun dan kulit batangnya telah teruji memiliki aktivitas sebagai antibakteri.
Ada kelompok senyawa dari tumbuhan ini selain triterpenoid yang mungkin memiliki aktivitas antibakteri belum pernah dilaporkan.
Peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan riset terkait aktivitas antibakteri fraksi metanol kaya kuersetin dari kulit batang Manilkara zapota.
Mereka adalah Swira Ekalina, Purwatiningsih Sugita dan Irma Herwati Suparto dari Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB.
Purwatiningsih mengatakan, sawo manila adalah tumbuhan kaya aktivitas biologis, salah satunya sebagai antimikrob. “Berdasarkan hasil riset tumbuhan sawo Manila sangat efektif sebagai antibakteri untuk berbagai spesies bakteri gram positif dan negatif.
Meskipun demikian, penelitian-penelitian tersebut hanya terbatas pada ekstrak kasarnya saja,†ujarnya.
Ia menjelaskan, sebanyak 13 senyawa triterpenoid telah diisolasi dari kulit batang sawo Manila. Senyawa tersebut terdiri dari 6 senyawa taraksastana triterpenoid dan 7 senyawa lupana triterpenoid.
Pengujian aktivitas antibakteri 13 senyawa tersebut terhadap B. subtilis, S. aureus dan E. coli memiliki nilai konsentrasi hambat minimum yaitu > 1 mg/mL.
Ia menambahkan, sejumlah penelitian pada ekstrak tumbuhan sawo Manila menunjukkan bahwa ekstrak kulit batang sawo Manila sangat berpotensi sebagai agen antibakteri.
Meskipun demikian, belum pernah dilaporkan kajian mengenai kelompok senyawa selain triterpenoid sebagai agen antibakteri dari Sawo manila.
Penelitian menyangkut tumbuhan sawo Manila sebagai antibakteri di Indonesia hanya terbatas pada ekstrak kasar buah dan kulit batangnya saja.
''Penelitian untuk mengetahui senyawa aktif antibakteri dari kulit batang sawo Manila belum pernah dilakukan di Indonesia, termasuk di Nusa Tenggara Barat. Padahal tanaman ini relatif mudah ditemukan di daerah tersebut,'' katanya.
Hasil pencirian senyawa fraksi metanol bebas tanin dari ekstrak pelarut terpilih (metanol) kulit batang sawo Manila memiliki kromatogram spektroskopi massa dengan kelimpahan mendekati 100% pada Rt 16.83 menit.
Senyawa tersebut diduga 3',4',5,7-tetrametilkuersetin merupakan senyawa terpenting antibakteri dari kulit batang sawo Manila. (AT/Zul).
Aktivitas Antibakteri Dari Kulit Batang Sawo Manila
Minggu, 1 Oktober 2017 12:01 WIB
Penelitian untuk mengetahui senyawa aktif antibakteri dari kulit batang sawo Manila belum pernah dilakukan di Indonesia, termasuk di Nusa Tenggara Barat.