Lampung Timur (ANTARA) - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengatakan bahwa teknologi reproduksi berbantu atau assisted reproductive technology (ART) dapat mencegah badak Sumatera punah.
Ia mengatakan, dengan bekerja sama dengan Yayasan Badak Indonesia, dan para peneliti, pemerintah berupaya untuk terus menambah populasi badak Sumatera dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.
"ART ini melibatkan peneliti dan dokter hewan untuk mempelajari genetik, DNA badak, prilaku dan masa suburnya. Sehingga perkembangbiakan dibantu dengan teknologi," katanya.
Baca juga: USAID apresiasi komitmen KLHK-YABI jaga populasi Badak Sumatera
Baca juga: Anak badak jantan lahir di Taman Nasional Way Kambas
Dia menjelaskan dengan adanya teknologi reproduksi berbantu tersebut dapat mempercepat perkembangbiakan badak Sumatera dan mencegahnya punah.
"Diharapkan dengan ini perkembangbiakan badak Sumatera bisa lebih dipercepat di kemudian hari," ucap dia.
Tanggapan tambahan dikatakan oleh Direktur Eksekutif Yayasan Badak Indonesia Jansen Manansang.
"Kami sudah mengembangbiakkan dengan menggunakan ART dan juga biobank, untuk melindungi serta menjamin populasi badak Sumatera," kata Jansen Manansang.
Baca juga: Satu ekor badak sumatera berjenis kelamin betina lahir di Taman Nasional Way Kambas
Ia menjelaskan, proses teknologi reproduksi berbantu yaitu dengan pengambilan sel telur terhadap salah satu badak betina, dan pembekuan sperma badak jantan.
"Dalam mengembangbiakkan ini kami tengah mencari badak jantan baru, agar ada populasi baru. Sehingga keturunan bisa sehat karena populasi semakin sedikit tentu butuh variasi genetik dan tidak boleh kawin bersaudara karena akan kesulitan bertahan dari penyakit," tambahnya.