Kabupaten Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, melakukan digitalisasi data stunting daerah agar memperoleh informasi akurat sehingga penanganannya dapat berjalan secara efektif.
"Pada 27 November nanti data stunting yang akan kita intervensi itu sudah jelas. Nanti setelah itu data bergerak dan berubah secara real time, ada pengukuran anak langsung masuk datanya," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor Ajat Rochmat Jatnika usai rapat pemutakhiran data stunting di Command Center Cibinong, Jumat.
Saat ini Pemkab Bogor di bawah kepemimpinan Penjabat Bupati Bogor Bachril Bakri fokus menekan angka stunting di daerah ini yang berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Kemenkes RI 2023 mencapai 27,6 persen atau tertinggi kedua di Jawa Barat.
Baca juga: Pemkab Bogor libatkan swasta dalam atasi tingginya angka stunting
Baca juga: Pj Bupati Bachril Bakri dirikan Rumah Ceting atasi tingginya angka stunting di Bogor
Menurut dia, digitalisasi data stunting ini dilakukan menggunakan aplikasi yang dikembangkan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Bogor, bernama Bestie atau Bogor E-Summary Information Executive.
"Data stunting dalam aplikasi Bestie ini akan terus diperbarui secara berkala oleh aparatur pemerintahan di tingkat wilayah se-Kabupaten Bogor dengan melibatkan para pemangku kepentingan," ujarnya.
Ajat menyebutkan, digitalisasi data stunting ini juga sekaligus menerapkan kebiasaan baru bagi seluruh ASN Pemkab Bogor agar menerapkan pola kerja efektif berbasis teknologi.
Baca juga: Pemkab Bogor dirikan Rumah Cating upaya untuk tekan angka stunting
Ke depan, aplikasi Bestie juga digunakan untuk memadankan data-data organisasi perangkat daerah (OPD) menjadi satu data, sesuai kebijakan Satu Data Indonesia, dengan harapan mengefektifkan upaya pembangunan Kabupaten Bogor.
"Dari satu data, kita implementasikan, karena yang paling penting itu kan merasakan manfaatnya satu data tersebut. Itu yang akan membuktikan bahwa kita menerapkan satu data," kata Ajat.
Kepala Diskominfo Kabupaten Bogor Bayu Ramawanto mengatakan bahwa aplikasi Bestie akan menjadi induk dari beberapa aplikasi yang dimiliki setiap OPD di lingkungan Pemkab Bogor.
"Jadi, setiap aplikasi yang dimiliki masing-masing OPD ini saling terintegrasi di aplikasi Bestie menjadi satu data," ujar Bayu.