Kabupaten Bogor (ANTARA) - Penjabat Bupati Bogor Asmawa Tosepu mengembalikan duplikat bendera pusaka ke pendopo darurat di Desa Malasari, Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin.
Pendopo darurat ini merupakan Kantor Bupati Bogor terdahulu yang digunakan saat agresi masa penjajahan di era Bupati Bogor Pertama Ipik Gandamana.
Asmawa mengembalikan duplikat bendera pusaka tersebut setelah mengambilnya pada 15 Agustus 2024 untuk peringatan HUT ke-79 RI tingkat kabupaten di Lapangan Tegar Beriman, Cibinong.
"Saya menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Desa Malasari Kecamatan Nanggung yang sudah menjaga dengan baik bendera pusaka merah putih peninggalan bersejarah, yang merupakan pemersatu kita semua," ungkap Asmawa.
Baca juga: Pj Bupati Bogor apresiasi kinerja anggota DPRD Bogor periode 2019-2024
Baca juga: Bupati Agam adopsi strategi Pj Bupati Bogor Asmawa Tosepu sukseskan pemilu
Usai penyerahan bendera pusaka di eks-Pendopo Bupati Bogor, Asmawa mengikuti beberapa prosesi kegiatan budaya, seperti membelah kelapa, menanam padi, menebar benih ikan, tutunggulan, dan manggul pare ka leuit.
"Hari ini kami memenuhi janji untuk mengembalikan bendera pusaka yang kami pinjam untuk disimpan kembali dan dijaga, karena ini adalah bendera pusaka kita," ujarnya.
Menurut dia, melalui aksi pengambilan dan pengembalian bendera pusaka dengan waktu tempuh masing-masing sekitar 3 jam ini, Pemerintah Kabupaten Bogor ingin lebih memperkenalkan sejarah kantor bupati di Malasari kepada warga.
"Untuk di Kabupaten Bogor ini adalah sejarah, yang harus diketahui oleh seluruh warga masyarakat Kabupaten Bogor khususnya generasi muda, ini juga adalah bagian edukasi kita," kata Asmawa.
Baca juga: Pj Bupati Bogor kembangkan Desa Kreatif demi tumbuhkan potensi lokal
Ia ingin kegiatan ini menjadi tradisi baru bagi Pemerintah Kabupaten Bogor untuk mengokohkan integrasi sosial dan semangat nasionalisme di tengah-tengah perubahan atau era teknologi informasi dan perubahan peradaban.
Desa Malasari menjadi wilayah yang memiliki nilai historis, karena terdapat kantor pemerintahan Kabupaten Bogor pertama pada masa bupati periode 1948-1949 Ipik Gandamana.
Rumah bersejarah yang berdiri di kaki Gunung Halimun itu menjadi tempat Ipik Gandamana menjalankan pemerintahan Bogor selama delapan bulan saat agresi penjajahan, hingga terjadinya gencatan senjata antara TNI dengan tentara Belanda.
"Tentunya harus kita pastikan bahwa ini tetap terawat, tetap terjaga, tetap lestari bukan hanya untuk kebutuhan saat ini tetapi menjadi catatan bagi generasi penerus di Kabupaten Bogor ini," ujarnya.*