Bogor (Antara Megapolitan) - Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) harumkan nama Indonesia dengan meraih dua gelar juara sekaligus dalam ajang Kompetisi Inovasi Teknologi Pangan Dunia yang diselenggarakan Institute of Food Technologist Student Association (IFTSA) di Amerika Serikat.
"Keberadaan kami disana membuktikan Indonesia tidak kalah dalam unjuk kompetisi di bidang teknologi pangan," kata Indra Purnomo salah satu anggota tim mahasiswa IPB di Bogor seperti yang disiarkan Humas IPB, Jumat.
Dalam kompetisi yang diikuti 40 finalis dari berbagai perguruan tinggi di dunia, IPB mengirimkan dua tim finalis mewakili Indonesia, salah satunya tim mahasiswa dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian.
Tim tersebut beranggotakan Indra Purnomo, Gita Giantina, dan I Dewa Gede Agung, berhasi meraih juara dua dengan inovasi "P-Noodl". Tim kedua beranggotakan Olovia M Tjituputri, Sylvia Indriani, dan M Anwari Sugiharto berhasil menyabet juara ketiga dengan inovasi "Chinut".
"Satu kebanggaan menjadi delegasi Indonesia. Awalnya sempag kecil hati karena melihat lawan-lawan dari negara lain," kata Indra.
Tapi lanjutnya, setelah berada di Sands Expo, Las Vegas, Amerika pada tanggal 26 sampai 28 Juni 2017 lalu, tim Indonesia berhasil lolos bersama enam finalis lainnya untuk mempresentasikan hasilnya di Expo IFT17.
Ia menjelaskan IPB memboyong dua juara sekaligus pada ajang kompetisi internasional inovasi teknologi pangan dunia atau "Developinb Solution for Developing Country (DSDC) Competition" yang diselenggarakan IFTSA,
IFT lanjutnya, merupakan organisasi non profit para ahli teknologi pangan di Amerika. Sedangkan IFTSA merupakan bagian dari IFT yang diperuntukkan bagi mahasiswa "undergraduate" sampai dengan program doktoral.
Indra menyebutkan dua inovasi yang disodorkan IPB dalam kompetisi tersebut yakni inovasi "P-Noodl" yakni mie berprotein tinggi dengan subtansi kacang tanah. Ide pembuatan mie tersebut dilatarbelakangi adanya beban gizi ganda yang terjadi di Asia Tenggara.
"P-Noodl lebih tinggi serat dan lebih rendah kalori dibanding mie kering biasa. Asa amino esensial juga lengkap, tinggi zat besi dan vitamin A," katanya.
Selain itu, lanjutnya, P-Noodl juga lebih rendah lemak. Secara keseluruhan lebih padat gizi dibanding mie kering biasa.
Inovasi berikutnya bernama Chinut yakni "snack" (makanan ringan) tinggi protein yang diciptakan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi bagi warga Nigeria.
Olivia dari tim inovasi Chinut menjelaskan, Chinut memiliki kadar protein lebih tinggi dan asam amino esensial yang lengkap. "Shelf life" juga tinggi jadi bisa tahan dalam waktu pendistribusian yang lama.
"Karena transportasi menjadi salah satu hambatan di Nigeria," katanya.
Olivia menambahkan, kerja keras dan kreativitas mahasiswa terbayar lunas dengan memboyong dua gelar juara sekaligus. Keunikan kompetisi tersebut adalah para mahasiswa dituntut untuk mengembangkan kreativitas dalam menghasilkan inovasi yang bisa berkontribusi dalam memecahkan persoalan pangan dunia.
"Mengukir presitasi di kancah internasional cara kami mencintai Indonesia dengan berkarya sebaik mungkin, melalui bekal ilmu yang kami peroleh," kata Olivia.
Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto mengapresiasi prestasi para mahasiswa yang telah mengharumkan nama IPB dan Indonesia di kompetisi tingkat dunia.
Ia mengatakan IPB terus konsisten membangun budaya riset dan inovasi sehingga para dosen dan mahasiswa semakin aktif menghasilkan karya-karya inovasi yang bermanfaat nyata bagi masyarakat dan dunia.
"IPB akan ikut menjadikan inovasi sebagai penghela penting kemajuan perekonomian Indonesia, dengan menjalankan program kerja di bidang inovasi termasuk komersialisasi inovasi," kata Herry.
Mahasiswa IPB Juarai Kompetisi Inovasi Pangan Dunia
Sabtu, 1 Juli 2017 6:54 WIB
Keberadaan kami disana membuktikan Indonesia tidak kalah dalam unjuk kompetisi di bidang teknologi pangan.