Subang (ANTARA) - Kopi yang diproduksi Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah Cisalak, Kabupaten Subang, Jawa Barat (Jabar), diekspor ke sejumlah negara Timur Tengah dengan permintaan 20 kontainer per bulan.
Pelepasan ekspor kopi itu dilakukan oleh Heryono Hadi Prasetyo, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kemendag, di depan Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah Cisalak, Subang, Kamis.
"Kegiatan ekspor ini adalah upaya Bappebti dalam mendorong optimalisasi pemanfaatan Sistem Resi Gudang (SRG), guna mendukung kinerja transaksi perdagangan ekspor komoditas," katanya.
Ia menyebutkan bahwa produksi kopi dari Koperasi Gunung Luhur Berkah telah menembus pasar Arab Saudi dengan total kontrak 18 ton senilai 148.320 dolar Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Pemkab Subang jadikan kopi sebagai salah satu komoditas pertanian unggulan
Pada tahun 2022, ekspornya ditujukan ke pasar AS dengan total kontrak 19,2 ton senilai 13.500 dolar AS, dan pada tahun 2023 ke Mesir dan Libanon dengan total kontrak 76,2 ton senilai 128.360 dolar AS.
Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah juga akan mengekspor kopi dari SRG Subang ke Dubai dan Mesir dengan total kontrak 311,4 ton atau senilai 2,04 juta dolar AS yang dihasilkan dari business matching.
Total ekspor kopi ini naik 308,7 persen dibandingkan tahun 2023.
"Jenis kopinya juga bertambah, dari tahun 2023 hanya robusta, tahun ini dilengkapi dengan arabika," katanya lagi.
Baca juga: Puluhan ton kopi asal Subang diekspor ke Timur Tengah
Dia menyebutkan bahwa SRG di Subang harus menjadi contoh SRG di wilayah lain yang masih berpeluang besar untuk dioptimalkan. Untuk itu, berbagai upaya dapat dilakukan antara lain dengan penguatan kompetensi pengelola gudang yang profesional, revitalisasi gudang SRG, pengembangan komoditas yang disimpan di gudang, serta peningkatan literasi kepada petani/nelayan.
Upaya ini harus didukung dengan penguatan kolaborasi dan kerja sama yang berkesinambungan antara berbagai pihak, baik Bappebti, pemerintah daerah, lembaga kliring, perbankan, asuransi, pelaku usaha komoditas, dan petani/nelayan pemilik barang.
"Jadi kopi asal Subang sangat diminati oleh negara-negara, khususnya di Timur Tengah. Ini kesempatan emas petani Subang agar bisa terus meningkatkan produksi kopinya," katanya lagi.
Ketua Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah Miftahudin Shaf mengatakan bahwa kopi yang diekspor itu diproduksi di areal perkebunan seluas sekitar 460 hektare, di sekitar Kecamatan Cisalak dan Ciater.
Baca juga: Presiden Jokowi: Semua komoditas harus masuk industrialisasi dan hilirisasi
Menurut dia, ekspor kopi yang diproduksi itu sudah dilakukan sejak 2019. Tujuannya ke beberapa negara Timur Tengah, seperti Mesir, Uni Emirat Arab, dan Saudi Arabia.
Ia mengatakan, ketersediaan pasokan kopi di Subang sangat melimpah. Sehingga ekspor pun terus bertambah yang tadinya delapan kontainer, kini permintaan hingga 20 kontainer per bulan atau sekitar 160 ton.
"Ekspor kita lakukan ke Timur Tengah seminggu sekali. Dalam seminggu minimal tiga hingga empat kontainer," ujarnya pula.
Dia berharap, produksi kopi di Subang terus meningkat agar hasilnya bisa dirasakan oleh petani kopi yang berjumlah 420 orang di wilayah Subang.
Kopi asal Subang diekspor ke sejumlah negara Timur Tengah sebanyak 20 kontainer per bulan
Kamis, 15 Agustus 2024 19:03 WIB
Kegiatan ekspor ini adalah upaya Bappebti dalam mendorong optimalisasi pemanfaatan Sistem Resi Gudang (SRG), guna mendukung kinerja transaksi perdagangan ekspor komoditas.