Berlin (ANTARA) - Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius pada Rabu mengumumkan bahwa Jerman akan memperkenalkan model wajib militer baru untuk tentara yang berfokus pada peningkatan jumlah calon wajib militer.
“Para remaja putra yang berusia 18 tahun akan menerima kuesioner dari kami yang berisi pertanyaan tentang kualifikasi, minat, kecintaan terhadap olahraga, dan apakah mereka tertarik menjadi sukarelawan di angkatan bersenjata,” kata Menhan Boris Pistorius pada konferensi pers di Berlin.
Formulir survei, lanjutnya, harus diserahkan para remaja putra secara online kepada pihak berwenang dan bersifat wajib.
Baca juga: NATO bantah ada ancaman militer Rusia terhadap aliansi tersebut
Sedangkan perempuan yang berusia 18 tahun juga akan menerima kuesioner tetapi tidak dengan kewajiban karena perempuan tidak diwajibkan wajib militer menurut konstitusi Jerman.
Namun, Pistorius menggarisbawahi bahwa pihaknya akan terus mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan jumlah perempuan yang secara sukarela mengabdi di militer.
“Saat ini kami memiliki 10.000 sukarelawan yang melakukan dinas militer. Dengan diperkenalkannya model baru ini, kami berasumsi bahwa kami akan mampu melatih 5.000 anggota dinas militer tambahan pada tahun pertama. Tujuan kami adalah membiarkan jumlah ini bertambah dari tahun ke tahun,” ucap Pistorius.
Baca juga: Ini janji Prancis dan Jerman terus dukung Ukraina
Di bawah model baru wajib militer, rekrutan sukarela akan diminta untuk menyelesaikan dinas militer dasar selama enam bulan dan akan dapat bertugas hingga 23 bulan. Para sukarelawan akan menerima gaji militer bulanan sebesar 1.800 Euro (Rp31,6 juta).
Kementerian Pertahanan berencana menambah jumlah personel militer menjadi 203.000 pada tahun 2031 dari sekitar 181.000 saat ini. Negara itu telah menghentikan wajib militer pada tahun 2011 dan beralih ke sistem militer profesional.
Sumber : Anadolu