Purwakarta (Antara Megapolitan) - Ribuan buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menggelar parade budaya dalam memperingati Hari Buruh Internasional atau Mayday 2017, Senin.
Sekitar 6.000 buruh melakukan longmarch dengan membawa atribut kesenian dari berbagai daerah seperti Tanjidor, Kuda Lumping, hingga Genye dan manusia tanah yang menjadi kesenian khas Purwakarta.
Dalam parade budaya itu, para buruh membawa beras perelek yang disimpan dalam satu botol air mineral ukuran 600 mililiter. Beras perelek itu sendiri merupakan beras yang dikumpulkan untuk selanjutnya disumbangkan kepada masyarakat yang kurang mampu.
Ketua FSPMI Purwakarta Fuad BM mengatakan, masing-masing buruh yang mengikuti peringatan Mayday kali ini membawa beras perelek. Beras tersebut akan dikumpulkan di koordinator buruh. Setelah terkumpul akan dibagikan kepada masyarakat yang kurang mampu.
Ia mengatakan, para buruh sengaja mengumpulkan beras ini sebagai bentuk kasih sayang terhadap masyarakat. Lagi pula beras perelek menjadi salah satu program yang telah digulirkan Pemkab Purwakarta.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengapresiasi langkah buruh dalam ikut menyukseskan program beras perelek ini. Dengan begitu, pihaknya akan mengajak seluruh buruh, PNS, TNI/Polri untuk menggalakan lagi program beras perelek ini.
Ajakan itu nantinya akan tertuang dalam peraturan bupati. Ia menyontohkan mengenai teknisnya, pekerja yang upahnya Rp3 juta menyisihkan beras seperempat liter setiap bulan.
Sedangkan pekerja yang memiliki upah Rp5 juta menyisihkan beras setengah liter setiap bulan. Bagi masyarakat yang memiliki upah Rp7,5 juta per bulan, beras yang disisihkan tiga perempat liter.
Kemudian bagi yang memiliki upah Rp10 juta, beras yang disisihkan setiap bulannya satu liter per bulan. Untuk masyarakat yang upahnya di atas Rp10 juta menyisihkan beras sesuai kelipatannya.