Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, Jawa Barat meminta para petani mewaspadai hama tikus yang dapat mengganggu produksi pertanian menjelang musim tanam padi pada awal tahun 2024 ini.
Sub Koordinator Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi Dodo Hadi Triwardoyo mengatakan gerakan pengendalian hama tikus menjadi salah satu upaya penting menjaga hasil panen tetap produktif.
"Jadi selain ketersediaan air irigasi, pupuk, serta benih, pemberantasan hama juga menjadi faktor penting yang menentukan hasil produksi petani saat panen nanti," katanya, di Cikarang, Sabtu.
Dia mengaku pengendalian hewan tikus pada areal persawahan dilakukan untuk mencegah serangan hama yang dapat mengakibatkan gagal panen, selain beberapa faktor lain.
Baca juga: Dinas Pertanian Bekasi minta petani lakukan percepatan masa tanam
Dodo mengaku pengendalian hama tikus menjadi salah satu bagian dari upaya meningkatkan produktivitas hasil panen untuk mengejar target produksi pertanian tahun ini melalui gerakan percepatan masa tanam.
"Pengendalian hama termasuk rangkaian pramusim tanam oleh petani yang telah bersiap menanam padi, sesuai target percepatan tanam dengan harapan mampu mencapai indeks pertanaman (IP) 400 dan produksi rata-rata di atas enam ton dalam satu hektare serta 500 ribu ton lebih gabah kering guna menunjang ketahanan pangan nasional," katanya.
Pengendalian hama mulai dilakukan petani di Kabupaten Bekasi menyambut musim tanam padi, seperti yang dilakukan warga Kampung Pisangan Batu, Desa Kertamukti, Kecamatan Cibitung dengan berburu tikus yang dianggap sebagai hama dan musuh petani.
"Perburuan tikus dilakukan menggunakan teknik gropyokan oleh warga dengan membongkar lubang-lubang aktif di sekitar areal persawahan yang dicurigai sebagai sarang tikus dengan peralatan sederhana seperti cangkul dan kayu," kata Camat Cibitung Encun Sunarto.
Baca juga: Dinas Pertanian Bekasi mitigasi musim penghujan untuk selamatkan sawah dari ancaman gagal panen
Dia mengatakan gropyokan merupakan salah satu usaha yang dilakukan sebagai langkah pengendalian terhadap hama, mengingat hewan tikus dapat menyerang tanaman padi dan menyebabkan kerugian akibat kerusakan hingga ancaman gagal panen.
"Kami melakukan gropyokan hama tikus sebagai upaya menjaga kedaulatan pangan lewat sinergi antara pemerintah dengan para petani di Kecamatan Cibitung. Hama tikus ini salah satu ancaman serius, mengganggu tanaman padi yang akan ditanam oleh petani dan bisa menyebabkan kerugian para petani kita," katanya.
Ia menjelaskan melalui upaya yang dilakukan saat masa pra tanam ini diharapkan populasi tikus yang ada di areal pertanian warga dapat berkurang. Terlebih di wilayah itu masih tersisa lahan pertanian seluas 800 hektare dari 3.840 hektare luas wilayah Kecamatan Cibitung.
Baca juga: Petani Pebayuran Bekasi mulai rasakan manfaat normalisasi saluran irigasi
Encun berharap para petani di wilayah itu mampu meraih hasil panen maksimal pada musim tanam awal tahun ini, sehingga dapat meningkatkan taraf kesejahteraan mereka.
"Kita ingin para petani di Kecamatan Cibitung meraih hasil panen maksimal. Alhamdulillah dari hasil kegiatan ini juga cukup banyak tikus yang kita dapatkan, semoga berdampak pada kesuburan tanaman padi saat mulai tanam hingga panen nanti," ujarnya lagi.
Kepala Desa Kertamukti Chrisna mengatakan dampak serangan hama tikus terhadap tanaman padi sangat besar, terlebih tikus memiliki mobilitas tinggi dengan waktu untuk berkembang biak yang cukup cepat. Hal tersebut menjadi keresahan tersendiri bagi para petani untuk memulai penanaman padi.
"Sudah kami lakukan (gropyokan), artinya keresahan para petani sudah kita bantu atasi, tinggal nanti para petani tetap harus mengawasi dan tetap terus mengendalikan apabila masih ada hama tikus," kata dia pula.