Purwakarta (Antara Megapolitan) - Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan tradisi dan kebudayaan selain harus dilestarikan dalam perilaku kehidupan, juga memiliki nilai komersial kepariwisataan.
"Nilai dan kebudayaan perlu dikembangkan dalam sektor pariwisata, karena kedua hal itu memiliki nilai komersial kepariwisataan," katanya, di sela-sela peresmian pembangunan tahap III Taman Air Mancur "Berjoged" Sribaduga Kabupaten Purwakarta, Jabar, Sabtu (18/2) malam.
Ia menyatakan, kedua hal tersebut harus berjalan beriringan. Sebab budaya juga harus melahirkan sistem ekonomi untuk menghidupi masyarakatnya.
"Sektor pariwisata hanya mampu hidup saat di sebuah wilayah ada tradisi dan kebudayaan yang dipelihara. Disana roda perekonomian mampu berputar, Purwakarta telah berhasil menghadirkan objek wisata yang melahirkan kesejahteraan untuk masyarakatnya," kata dia.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, warna-warni yang tersaji dalam setiap pertunjukkan Air Mancur Taman Sri Baduga ini merupakan lambang kebhinnekaan.
Menurut dia, konsep kebhinnekaan harus teraplikasi dalam kehidupan, sebagai bentuk pemeliharaan terhadap ragam kultur dan tradisi yang kini mampu diadopsi sebagai salah satu potensi pariwisata.
"Kita tidak akan mampu melaksanakan konsep pembangunan secara ideal tanpa berpijak pada kultur dan tradisi dalam berkebudayaan, bangsa Indonesia terkenal karena kulturnya, karena kebhinnekaannya, ini bisa menjadi daya tarik pariwisata," katanya.
Dedi menyatakan, gradasi warna Air Mancur Taman Sri Baduga merupakan hasil perenungan terhadap nilai kebhinnekaan yang eksis di kabupaten yang ia pimpin.
"Kalau tamannya sekedar taman bunga, itu biasa. Kalau sekedar air mancur juga biasa. Tetapi jika keduanya dikombinasi maka akan lahir keindahannya," kata dia.
Menpar: Tradisi-Kebudayaan Juga Memiliki Nilai Komersial Kepariwisataan
Minggu, 19 Februari 2017 12:56 WIB
Sektor pariwisata hanya mampu hidup saat di sebuah wilayah ada tradisi dan kebudayaan yang dipelihara.