Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, Jawa Barat memprioritaskan pembangunan sarana pendidikan SDN Setiamekar 03 Tambun Selatan akibat mengalami kerusakan atap ruang kelas pada pekan lalu.
Sub Koordinator Bidang Bangunan Negara pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Bekasi Pranoto mengatakan alokasi pembiayaan pembangunan sarana pendidikan di SDN Setiamekar 03 Tambun Selatan bersumber dari APBD Kabupaten Bekasi 2024.
"Sudah dibahas dalam agenda rencana kerja dinas. Awal tahun depan dibangun dengan pagu anggaran senilai Rp1,6 miliar," katanya, di Cikarang, Kamis.
Baca juga: Pemkab Bekasi pastikan perbaikan SDN 01 Sukadanau yang atapnya rusak akibat angin
Baca juga: Pemkab Bekasi perbaiki 257 ruang sekolah alami kerusakan
Dia mengatakan pembangunan sekolah itu meliputi konstruksi bangunan dua lantai dengan empat ruang kelas baru untuk melengkapi sejumlah ruang kelas yang sudah ada saat ini.
Pembangunan empat ruang kelas baru di SDN Setiamekar 03 ini sebagai upaya menjaga keberlangsungan proses belajar mengajar, mengingat kerusakan atap yang menimpa sekolah tersebut mengakibatkan 30 murid harus rela belajar di ruang darurat.
"Dengan begitu anak-anak bisa kembali belajar di ruang yang representatif. Pembangunan ruang kelas baru bagian dari komitmen pemerintah daerah mewujudkan infrastruktur pendidikan yang lebih memadai," katanya pula.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi Yudi mengatakan pembangunan dimaksud berdasarkan hasil koordinasi serta evaluasi lapangan terhadap kondisi sarana pendidikan yang membutuhkan rekonstruksi bangunan.
Baca juga: Kabupaten Bekasi berencana perbaiki 120 bangunan sekolah rusak pada 2023
"Dinas teknis terkait sudah kami koordinasikan. Mereka juga berencana membangun masing-masing dua unit sekolah baru yakni SD dan SMP," katanya lagi.
Salah seorang guru SDN Setiamekar 03 Dadi Kurniawan mengatakan kerusakan atap ruang kelas terjadi pada Jumat (8/12), meski sejak dua tahun lalu pun sudah rusak dan tidak lagi digunakan.
"Untuk menjaga KBM (kegiatan belajar mengajar) terus berjalan, kami memanfaatkan ruang darurat terbatas untuk menampung 39 murid. Sekolah kami saat ini hanya memiliki empat ruang kelas yang digunakan untuk murid kelas satu hingga enam," kata dia lagi.