Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat memperkuat sarana dan prasarana serta logistik di setiap fasilitas kesehatan guna mendukung program eliminasi penyakit tuberkolosis atau TBC tahun 2030.
"Karena pengobatan TBC membutuhkan waktu lama maka memerlukan obat-obatan serta pemeriksaan setiap saat," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Alamsyah di Cikarang, Kamis.
Dia mengatakan upaya tersebut sudah mulai diwujudkan saat RSUD Kabupaten Bekasi mampu menerima pasien kasus TBC yang harus melewati pengobatan residensi rujukan.
Pemerintah daerah juga tengah melakukan pengawasan dan evaluasi penanggulangan TBC melibatkan seluruh perangkat daerah, kecamatan hingga desa, serta fasilitas layanan kesehatan sebagai bukti penanganan kasus ini dilakukan secara serius.
Baca juga: Dinkes: Sebaran TBC di Kabupaten Bekasi Januari-September 2023 capai 10.000 kasus
"Kabupaten Bekasi ada di posisi kelima se-Jawa Barat dalam hal kasus TBC. Sedangkan Jawa Barat selalu di posisi pertama se-Indonesia dan Indonesia peringkat kedua dunia. Peningkatan kasus terutama pada anak, kemudian yang resisten terhadap obat," katanya.
Pihaknya berkomitmen mempercepat penanggulangan TBC menuju eliminasi tahun 2030 dengan penanganan program lintas sektor melibatkan seluruh unsur terkait.
"Program ke depan adalah bagaimana agar penekanan program TBC ini menjadi program lintas sektor yang melibatkan seluruh stakeholder," ucapnya.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Irfan Maulana mengatakan penanganan kasus TBC sampai dengan triwulan ketiga tahun 2023 sudah mencapai 75 persen.
"Mudah-mudahan sampai akhir tahun ini kita bisa tercapai lebih dari 100 persen karena penemuan kasus aktif adalah kunci dari penanggulangan TBC ini. Kemudian skrining," katanya.
Baca juga: Bekasi gelar skrining-rontgen dada gratis berantas Tuberkulosis
Ia mengaku penyembuhan total TBC membutuhkan waktu paling cepat enam bulan karena mayoritas pasien berhenti setelah menjalani pengobatan tahap awal.
"Maka pada masyarakat kita akan edukasi, setelah pengobatan selama dua bulan, karena merasa enak berhenti. Kita akan dorong, edukasi itu pada masyarakat. Bahwa pengobatan ini sampai dengan tuntas," ucapnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Bekasi Dedy Supriyadi mengatakan Indonesia merupakan negara penyumbang beban TBC kedua tertinggi di dunia setelah India dengan estimasi kasus baru sebanyak 969.000 dan 150.000 kematian setiap tahun berdasarkan data Global TB Report 2022.
"Pada tahun 2023, Kabupaten Bekasi diperkirakan menyumbang 11.000 kasus TBC di Provinsi Jawa Barat atau setara dengan enam persen," katanya.
Baca juga: Dinkes Bekasi catat 4.804 penderita TBC
Menurut dia Kabupaten Bekasi merupakan salah satu daerah yang memiliki kerentanan cukup tinggi terhadap tuberkulosis sehingga menjadi masalah kesehatan masyarakat sangat serius. Sebab dapat menimbulkan kesakitan, kecacatan, kematian, dan peningkatan kasus setiap tahun.
"Data aplikasi Sistem Informasi Tuberkulosis 2023 menunjukkan belum semua fasilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Bekasi melaporkan data terkait Program TBC secara lengkap. Hal ini menjadi salah satu penyebab capaian program TBC tahun 2023 belum mencapai target. Penguatan sarana prasarana dan logistik di setiap fasilitas kesehatan mutlak dibutuhkan untuk mengintervensi kasus ini lebih dalam," kata dia.(KR-PRA).