Purwokerto (Antara Megapolitan) - Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Puspayoga menyiapkan 65 klaster koperasi pertanian (Koptan) yang tersebar di seluruh Indonesia untuk mendukung program ketahanan pangan.
Pernyataan itu disampaikan Menkop Puspayoga saat meninjau Koperasi Bina Usaha Mandiri Profesional (KBUMP) di Jalan HR. Boenyamin Grendeng, Purwokerto, Jawa Tengah, Minggu.
Turut hadir dalam acara tersebut antara lain, Bupati dan Wakil Bupati Banyumas Achmad Husein, Budhi Setiawan, Kadiskop UMKM Kabupaten Banyumas Yunianto beserta jajarannya, Pembina KBUMP Rubijanto, dan Kabag Humas Kemenkop Dharmono.
"Mudah-mudahan ini jadi berjalan baik, akan terwujud segera. Saya yakin akan teruwjud ketahanan pangan, dengan terwujud tidak ada lagi impor," kata kata Puspayoga dalam sambutannya.
Dari 65 tersebut, 5 daerah di antaranya akan dijadikan sebagai daerah prototype atau proyek percontohan.
Kabupaten Sukabumi sebagai daerah pertama yang sudah berjalan, disusul Demak dan Purwokerto Jawa Tengah.
Sedangkan Lampung dan Lumajang, Jawa Timur, direncanakan dimulai pada pekan depan. Nantinya masing-masing prototype akan diisi oleh 2.400 petani dengan luas lahan yang digarap 1.000 hektare.
"Untuk bibit sudah ada, pupuk ada. Nanti setiap bulan mereka dapat gaji. Apa tujuannya? Supaya kita 'potong' rantai praktik rentenir," ujar Menkop.
Selain itu produk pertanian juga bisa dibeli dengan harga yang lebih kompetitif.
"Dan juga hasil panen itu kita bisa beli di atas harga Bulog, karena harga Bulog masih diproduksi setelah gabah, diolah oleh petani kemudian Bulog baru beli beras. Kalau ini enggak petani terima bersih kita yang ambil," katanya.
Menurut Puspayoga gagasan ini merupakan visi pemerintah dalam mendukung program ketahanan pangan yang digalakkan oleh Presiden Jokowi.
Seperti diketahui pada 2018 Presiden Jokowi menargetkan Indonesia akan memasuki era swasembada pangan, ketahanan pangan, dan kedaulatan pangan nasional.
Salah satu prasyarat untuk menyiapkan program itu, yakni melalui reformasi total koperasi.
Koperasi harus dikembangkan menjadi sebuah badan ketahanan pangan dengan mendukung ketersediaan sarana dan prasarana, seperti mesin penggiling padi, maupun alat pengepakan.
"Koperasi itu harus direformasi, apa yang disarankan oleh Presiden, enggak boleh begini-begini saja. Kalau enggak, enggak bisa memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, dan kemiskinan tetap, gini rasio tinggi," kata Puspayoga.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Banyumas Achmad Husein menyampaikan ungkapan rasa terima kasih kepada Menkop Puspayoga atas kehadirannya untuk meninjau KBUMP.
Menurut dia, Banyumas siap mendukung program Kemenkop ini karena diharapkan bisa memberikan nilai tambah bagi masyarakat setempat khususnya petani.
"Ada hikmah bagi Banyumas, ada reformasi di bidang pertanian supaya petani lebih sejahtera dan dijamin hidupnya," kata Achmad.
Sementara bagi Pembina KBUMP Rubijanto dengan kunjungan Menkop Puspayoga ini sebagai stimulasi untuk mendorong semangat para anggota.
Berdirinya KBUMP diinisiasi oleh para mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman, sehingga bila ingin berkembang dengan baik, dia meminta pengawasannya perlu melibatkan kementerian
"Saya berharap dengan kunjungan ini, teman-teman bisa termotovasi dan masukan menteri apa yang bisa dilakukan agar koperasi jadi tulang punggung ekonomi," kata dia.
Dari KBUMP, Menkop Puspayoga dan rombongan melanjutkan kunjungan kerja dengan meninjau Koperasi Unit Desa (KUD) Aris di Desa Kejawar, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas.
Koperasi ini berdiri pada 1974, dengan jumlah anggota 1.126 dari 12 desa dan 1 kelompok anggota luar biasa.
Koperasi yang disahkan berdasarkan badan hukum Nomor: 20/BH/PAD/KDK/11-15/XI/2006 itu memiliki beberapa unit usaha, diantaranya bidang ritel, penggilingan padi, KSP, warung serba ada, distributor pupuk, sarana produksi pertanian, pengadaan pangan, dan jasa rekening (listrik, PDAM, telp, Internet, dan pulsa).
Setelah berbincang bersama pengurus KUD, Menkop lalu meninjau proses penggilingan padi yang letak lokasinya tidak jauh dari kantor koperasi.
Menkop dipandu oleh Ketua koperasi Soenaryo. Hadir pula Norah Diyatmoko dan Sigit Prasetyo, masing-masing sebagai sekretaris dan bendahara.
"Ini potensinya luar biasa tinggal dipoles saja. Lembaga KUD-nya juga sudah bagus," kata Puspayoga dalam perbincangan ketika meninjau.
Berdasarkan Rapat Anggota Tahunan 2015, tercatat aset KUD Aris kurang lebih Rp8 miliar.
Diakuinya untuk masalah permodalan mereka tidak terkendala, karena selama ini koperasi menggandeng BRI untuk mengajukan kredit modal.
Walaupun bunga kredit yang dibebankan terbilang tinggi bila dibandingkan dengan menggunakan kredit usaha rakyat (KUR), yakni 1,5 persen perbulan.
"Kami koperasi pertanian tapi bisa mengembangkan usaha lain. Kedua, anggota kepercayaannya tinggi kepada KUD sehingga sampai sekarang tetap eksis," katanSekretaris koperasi, Norah Diyatmoko.
KUD pada era Orde Baru sempat menjadi primadona, namun sekarang sulit berkembang karena dianggap inovasinya yang kurang.
Oleh karena itu, Diyatmoko bersyukur KUD Aris tetap eksis di tengah menjamurnya koperasi di tanah air.
Dari 25 KUD yang ada di Kabupaten Banyumas hanya 25 persen yang masih aktif.
"Kalau KUD tidak punya inovasi, ya bisa gulung tikar. Sekarang banyak yang tidak aktif karena pengaruhnya dulu jadi anak emas yang disuapi. Sekarang mereka harus inovasi untuk kembangkan usaha sendiri," katanya. (Ant).
Menkop Siapkan Klaster Koptan Dukung Ketahanan Pangan
Senin, 5 Desember 2016 9:25 WIB
KUD pada era Orde Baru sempat menjadi primadona, namun sekarang sulit berkembang karena dianggap inovasinya yang kurang.