Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo mengaku sedih karena kebebasan dan demokrasi yang menjadi hak warga negara justru dilampiaskan dengan kedengkian dan fitnah terhadap dirinya.
"Yang membuat saya sedih, budaya santun, budi pekerti luhur bangsa ini, kok kelihatannya mulai hilang. Kebebasan dan demokrasi digunakan untuk melampiaskan kedengkian dan fitnah," kata Jokowi saat berpidato pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2023 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu.
Mengawali pidatonya itu, Jokowi menyinggung bahwa saat ini negara sedang memasuki tahun politik menjelang Pemilu Serentak 2024.
Jokowi pun menyinggung foto dirinya sudah banyak terpampang di baliho, mulai tingkat kabupaten hingga provinsi. Namun, foto dia itu pun tidak sendirian, melainkan disandingkan dengan bakal calon presiden.
Baca juga: Presiden Joko Widodo hadiri sidang tahunan MPR 2023 mengenakan pakaian adat Maluku
Jokowi mengatakan bahwa boleh-boleh saja tokoh-tokoh bakal capres memampang foto mereka bersama dirinya. Namun, dia juga merasa posisinya sebagai orang nomor satu di Indonesia itu tidak senyaman yang dipersepsikan banyak orang.
Dia menambahkan ada tanggung jawab besar yang harus dia emban karena banyak permasalahan rakyat yang harus diselesaikan.
Presiden Jokowi sedih kebebasan demokrasi dilampiaskan dengan kedengkian dan fitnah
Rabu, 16 Agustus 2023 11:34 WIB