Moskow (ANTARA) - Rusia menyerukan Tentara Sudan pimpinan Presiden Jenderal Abdul Fattah al-Burhan dan Paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF) pimpinan Wapres Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, mencapai konsensus nasional dan mulai bekerja sama untuk menghentikan konflik.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov seperti yang disiarkan oleh saluran Televisi RT, Rusia, Kamis waktu setempat.
Rusia dan Sudan selalu memiliki hubungan yang harmonis, kata Bogdanov yang juga merupakan utusan khusus kepresidenan untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika.
Situasi di Sudan memanas menyusul perbedaan pendapat antara Panglima Militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan dan pemimpin paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF) Mohammed Hamdan Dagalo. Pada 15 April, bentrokan antara kedua belah pihak pecah di dekat sebuah pangkalan militer di Merowe dan ibu kota Khartoum. Menurut Kementerian Kesehatan Sudan, konflik di negara tersebut telah merenggut lebih dari 600 jiwa.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan sebanyak 450 orang tewas, dan lebih dari 4.000 orang lainnya terluka akibat konflik tersebut.
Sumber: TASS-OANA
Baca juga: Ini negara-negara yang sibuk mengevakuasi warganya dari Sudan
Baca juga: Tentara Sudan menyetujui perpanjangan gencatan senjata selama 72 jam
Rusia serukan konsensus nasional di Sudan
Jumat, 28 April 2023 16:39 WIB