Depok (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menggencarkan genta organik tingkatkan produktivitas pertanian dengan meningkatkan kemampuan insan pertanian yang profesional, mandiri, memiliki daya saing serta menguasai teknologi.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo dalam keterangannya, Jumat mengatakan pihaknya juga mendorong pemerintah daerah untuk ikut gotong royong menyukseskan Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik) dalam rangka mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
"Kami harapkan kepada gubernur, bupati, Wali Kota, dan kepala dinasnya untuk turun tangan secara maksimal. Karena gerakan ini tidak akan berhasil tanpa kebersamaan," katanya.
Mentan juga mengajak penyuluh dan petani untuk mulai mengurangi penggunaan pupuk kimia dan meningkatkan penggunaan pupuk organik
Baca juga: Wapres minta Kementan jangan hanya fokus pada surplus beras
Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan dampak dari perang Rusia - Ukrania telah membuat pupuk kimia menjadi mahal. Maka dari itu pemanfaatan pupuk organik harus terus digalakan.
"Ini peluang bagi kita untuk mengembangkan pupuk organik. Momentum di tengah harga pupuk kimia yang melonjak. Potensi alam kita bisa kita manfaatkan secara maksimal," kata Dedi Nursyamsi.
Dikatakan Dedi, di tahun 2023 tantangan yang dihadapi bisa juga menjadi peluang bagi petani-petani milenial untuk meningkatkan produksi pertanian. Karena itu BPPSDMP terus meningkatkan kemampuan petani milenial agar profesional, mandiri, memiliki daya saing serta berjiwa wira usaha.
"Perang Rusia - Ukraina telah mempengaruhi pasar dunia, permasalahan pupuk kimia menjadi mahal, impor gandum dari Rusia terganggu. Tetapi pertanian tidak boleh terganggu. Petani-petani milenial kita harus fight, kerja keras untuk tingkatkan produksi pertanian," kata Dedi.
Baca juga: Gelar rakor nasional, Kementan siap sambut PENAS XVI tahun 2023
Dedi berharap SDM pertanian tidak sekadar memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga bekerja keras agar bisa ekspor hasil-hasil pertanian.
"Kementerian Pertanian RI dicatat oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) memecahkan rekor Peserta Pelatihan Terbanyak yang diikuti 1,6 juta peserta, tepatnya 1.610.655 orang pada kegiatan Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh 2022, yang digelar Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP). Ini luar biasa, sekali "jreng", langsung 1,6 juta peserta pelatihan," ujar Dedi.
"Semua itu kita lakukan untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian. Kita regenerasi dari petani kolonial ke petani milenial. Petani milenial harus berjiwa wira usaha, profesional dengan melek teknologi," kata Dedi.
"Caranya, bangun agribisnis yang memiliki prospek yang luar biasa. Karena negara kita negara agraris. Air mengalir di mana- mana, matahari selalu bersinar buat fotosintetis tumbuhan sehingga menghasilkan produksi pertanian yang berkualitas, sayur mayur, buah-buahan dan produksi pertanian lainnya," kata Dedi.
Baca juga: Kementan apresiasi kinerja SDM Pertanian
Agribisnis menurut Dedi bisa berkembang jika melakukannya dengan Smartfarming, yakni dengan memanfaatkan teknologi pertanian seperti internet optick, marketplace, drone dan lain-lain. Selain itu juga memanfaatkan alat-alat mesin pertanian serta memanfaatkan fasilitas KUR (Kredit Usaha Rakyat) dari pemerintah.
"KUR pertanian adalah dedikasi pemerintah untuk para petani," tegas Dedi.
Kementan gencarkan genta organik tingkatkan produktivitas pertanian
Jumat, 27 Januari 2023 13:17 WIB
Kami harapkan kepada gubernur, bupati, Wali Kota, dan kepala dinasnya untuk turun tangan secara maksimal.