Karawang (ANTARA) - Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) mengeluarkan dana sekitar Rp6,4 miliar untuk membeli puluhan peti kemas atau kontainer yang akan digunakan sebagai ruang kelas menyusul terbatasnya ruang kelas di kampus negeri tersebut.
Wakil Rektor II Unsika Safuri di Kabupaten Karawang, Jabar, Selasa, menyampaikan bahwa saat ini Unsika sedang membutuhkan ruang kelas yang mendesak. Kondisi itu terjadi karena lonjakan kenaikan penerimaan mahasiswa baru pada tahun akademik 2024.
Menurut dia, pada tahun 2024 terdapat 32.000 calon mahasiswa yang mendaftar ke kampus Unsika sebagai mahasiswa baru. Namun, hanya 3.997 orang yang diterima.
Baca juga: Unsika resmi kerja sama dengan kampus Thailand untuk perkaya wawasan global
"Itu menandakan kalau animo masyarakat sangat tinggi untuk kuliah di Unsika. Jadi, ini harus dibarengi dengan fasilitas yang memadai," katanya.
Atas kondisi itu, pada tahun 2018, pihaknya menyusun rencana membangun gedung baru. Namun, karena COVID-19, rencana pembangunan gedung baru itu belum bisa terealisasi akibat adanya devisiasi harga.
Dua tahun berikutnya, setelah COVID-19 berakhir, rencana pembangunan gedung baru itu dimunculkan lagi. Seiring dengan itu, anggaran pembangunannya pun diubah, dari awalnya Rp26 miliar menjadi Rp31 miliar.
"DED (detail engineering design/rancang bangun rinci) pembangunan gedung Unsika sudah direvisi untuk kegiatan pembangunan pada tahun 2025," katanya.
Baca juga: Rektor Unsika ajak mahasiswa berpartisipasi pada Pilkada serentak
Sementara itu, pengadaan ruang kelas dengan menggunakan kontainer itu sebenarnya sudah diputuskan dalam rapat bersama seluruh unsur pimpinan civitas.
"Dalam pengadaan kelas kontainer ini tentunya sudah melalui tahap kajian dan studi banding ke universitas lainnya. Keputusan itu juga sudah disetujui dalam rapat bersama seluruh unsur pimpinan civitas, karena sangat mendesak," katanya.
Sementara itu, Indra, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Unsika menyampaikan bahwa pagu anggaran pengadaan ruang kelas kontainer mencapai Rp6,4 miliar dari dana Badan Layanan Umum (BLU) Unsika dengan total kebutuhan 40 ruang kelas kontainer.
Baca juga: Unsika tingkatkan peran kehumasan untuk perkuat citra perguruan tinggi
"Satu ruang kelas itu terdiri atas dua kontainer. Jadi, dari 40 kelas itu, totalnya ada 80 kontainer," katanya.
Untuk harga kontainer itu sebesar Rp160 juta, tetapi setelah dinegosiasi, harganya turun menjadi Rp159 juta per kontainer.
Menurut dia, pengadaan kontainer untuk digunakan ruang kelas itu sebenarnya sama dengan pengadaan barang, seperti komputer, meja, kursi, dan lain-lain.
"Pengadaan kontainer ini seperti pengadaan barang. Tidak seperti pengadaan konstruksi yang harus melalui tahapan panjang. Itulah yang menjadi salah satu pertimbangan, karena kebutuhan ruang kelas itu sangat mendesak," katanya.