Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mendorong mahasiswa untuk tidak mudah menyerah dalam mendaftar dan mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM),
“Apa pun tantangannya, jangan biarkan pengalaman sekali dalam seumur hidup di program MBKM jadi tertelantarkan hanya karena cengeng,” ujar Nadiem dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Nadiem menambahkan program MBKM memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mencari pengalaman di dunia nyata. Mahasiswa jadi berlatih untuk lebih percaya diri, keluar dari zona nyaman, dan melakukan kolaborasi dengan pihak lain.
Baca juga: Direktur PNJ: MBKM selaras dengan program yang diterapkan Politeknik Negeri Jakarta
Baca juga: Dekan: FIA UI siap jalankan program MBKM
Hal tersebut diakui oleh Christy Rombon, mahasiswa program studi Psikologi Unima yang menjadi peserta program Kampus Mengajar angkatan 4. Christy menjadi tenaga pengajar di SD Katolik 1 Taratara, Kota Tomohon, selama kurang lebih lima bulan bersama mahasiswa dari program studi lain di dalam satu kelompok.
“Menurut saya yang jadi pelajaran terbesar adalah karena baru kali itu saya bisa bertemu dengan orang luar dan beradaptasi.
Bahkan di dalam satu kelompok itu kami berbeda-beda. Jadi kalau ada pemikiran yang berbeda, lalu kita coba satukan,” kata Christy.
Salah satu hal yang memotivasinya untuk mengikuti program Kampus Mengajar adalah karena ia bukan dari program studi pendidikan dan ingin belajar serta mendapatkan pengalaman mengajar anak-anak.
Baca juga: Universitas Pancasila-Universitas Negeri Padang kerja sama implementasi MBKM
“Saya juga mau berusaha keluar dari zona nyaman. Mencoba bertemu dengan anak-anak. Yang utama sebenarnya ingin belajar parenting karena berhubungan dengan program studi saya, Psikologi. Di Kampus Mengajar pasti kita bertemu dengan anak-anak. Puji Tuhan saya bisa belajar dari mereka,” katanya.
Selama mengikuti program Kampus Mengajar, Christy dan teman-temannya mengajarkan materi mengenai adaptasi teknologi, bantuan administrasi, dan yang paling utama adalah mengajar siswa SD dengan fokus pada literasi dan numerasi.