Jakarta (Antara Megapolitan) - Pemerintah Indonesia menjanjikan kepada calon investor dan importir Kanada bahwa izin investasi bisa dikeluarkan dalam jangka waktu hanya tiga jam.
"Izin itu akan keluar kalau investasi anda bernilai di atas Rp100 miliar dan/atau menyerap 1.000 lapangan kerja," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, seperti disampaikan Minister Counsellor Economic Affairs Kedubes RI di Kanada, K Candra Negara saat menghubungi Antara dari Ottawa, Kanada, Minggu.
Ia menjelaskan saat menjadi pembicara kunci acara "Indonesia-Canada Business Forum" di Montreal, Kanada, pada Rabu (25/5) 2016, kepada sekitar 50 calon investor dan importir di wilayah Provinsi Quebec, Franky Sibarani menjelaskan berbagai kebijakan pemerintah untuk lebih mempermudah bisnis di Indonesia, termasuk kemudahan perizinan.
"Kami akan terus bekerja keras untuk menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif bagi investasi di berbagai sektor," katanya.
Pada acara itu, selain Kepala BKPM, juga dihadirkan wakil dari Bank Indonesia, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Sumatera Utara, dan Pemerintah Kota Bekasi, yang menyampaikan potensi investasi di daerah masing-masing.
Sedangkan CEO Manulife Quebec dan gerai furnitur Artemano --dua perusahaan Kanada yang telah menjalin bisnis dengan Indonesia -- memaparkan pengalaman dan kiat mereka berusaha di Indonesia.
Menurut Chandra, "Indonesia-Canada Business Forum" merupakan bagian terakhir dari rangkaian acara "Indonesian Festival 2016".
Kegiatan festival diawali dengan pameran produk ekspor Indonesia, bazar kuliner dan pentas kesenian tradisional di Balai Kota di Ottawa pada 22-23 Mei 2016.
Pameran menampilkan produk-produk makanan kemasan dari Indonesia, furnitur, kerajinan tangan, karet (ban) dan batik.
Berbagai makanan tradisional Indonesia, mulai dari tempe, sate, mie ayam, rendang, otak-otak, sampai ayam kremes dijajakan oleh diaspora Indonesia, yang sehari-hari bekerja sebagai pekerja profesional di wilayah Ottawa dan sekitarnya.
Budi Mulyono, pegawai salah satu kedutaan asing di Ottawa mengaku niatnya membantu agar festival berlangsung meriah dan Indonesia semakin dikenal di Kanada.
"Kalau dapat untung lumayan, dianggap sebagai bonus sajalah," katanya.
Selama festival, lebih dari 2.000 tusuk sate ayam dan daging yang dijual Budi Mulyono ludes dibeli oleh para pengunjung. Sedangkan minuman kopi khusus Gunung Raung dan Kopi Luwak disajikan gratis.
Selama dua hari, tidak kurang dari 1.600 pengunjung meramaikan acara pameran dan bazar. Warga Ottawa dan kota-kota sekitarnya antusias menikmati suguhan berbagai tarian tradisional, antara lain, Saman, Pendet, dan Bajidor Kahot, rebana dan musik keroncong. Pengunjung tanpa sungkan-sungkan ikut bergoyang mengikuti tari poco-poco.
Diplomat Kanada Loc Pham yang datang bersama semua keluarga mengaku senang dengan acara itu dan berterima kasih kepada KBRI Kanada.
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Kanada Teuku Faizasyah menjelaskan festival kali ini juga menampilkan produk ekspor dan peluang investasi di Indonesia.
"Sesuai dengan kebijakan Presiden Jokowi, kami akan semakin gencar mempromosikan produk dan peluang investasi di Indonesia kepada masyarakat Kanada, terutama kalangan usaha," katanya.
Ia mengatakan dengan penduduk sekitar 34 juta dan pendapatan per kapita mendekati 50 ribu dolar AS, ekspor Indonesia ke pasar Kanada baru mencapai sekitar miliar dolar AS, berupa, antara lain, coklat, karet, alas kaki, elektronik, furnitur dan tekstil.
Meskipun setiap tahun mengalami peningkatan, jumlah wisatawan Kanada ke Indonesia tahun 2015 lalu baru mencapai 67 ribu orang.
"Potensi Kanada harus kita manfaatkan semaksimal mungkin," kata Faizasyah.
Festival Indonesia merupakan kegiatan tahunan yang digelar KBRI di Ottawa untuk lebih memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat Kanada di Ottawa dan sekitarnya. Sejak 2006, festival digelar di halaman KBRI selama seharian penuh dengan menampilkan berbagai kulinari dan kesenian tradisional.