Damaskus (Antara Megapolitan) - Angka kelahiran rata-rata tahunan di Suriah merosot lebih dari setengah sejak terjadi perang saudara pada 2011.
Salah Al-Sheikha, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Damaskus, mengatakan sebelum perang, Suriah mencatat angka kelahiran rata-rata 500.000 bayi setahun. Tetapi pada tahun ini jumlah itu merosot hanya 200.000 kelahiran.
Angka kelahiran itu merosot akibat keengganan kaum muda menikah serta perpindahan, yang memengaruhi penurunan angka kelahiran hingga ke titik rendah.
Kantor Berita AFP menyebutkan, Sejak tahun 2011 empat juta warga Suriah telah meninggalkan negerinya. Selain itu, jutaan lainnya tercerai-berai di dalam negeri dan sekitar 250.000 orang terbunuh.
Kantor pengawas paspor Suriah melaporkan rata-rata 5.000 orang dalam sehari mengajukan pembuatan paspor baru pada 2015, dibandingkan seribu orang per hari pada 2014.
Sheikha nengatakan "penurunan yang tetap" atas angka kelahiran itu merupakan akibat dari "berpindahnya warga Suriah ke luar negeri, khususnya kaum pria muda usia yang sudah dalam usia layak menikah".
Dampak peperangan pada daya beli juga diperkirakan membuat orangtua tidak berniat menambah jumlah anak.