Bogor (ANTARA) - Menjelang akhir Oktober lalu, di tengah guyuran hujan Wali Kota Bogor Bima Arya meninjau dua proyek pembangunan infrastruktur. Peninjauan dilakukan di Kelurahan Bojongkerta Kecamatan Bogor Selatan, sebagai kelurahan yang berada di perbatasan wilayah Kabupaten Bogor.
Dua titik yang ditinjau adalah pekerjaan pembangunan jembatan Cimakaci dan penataan wilayah warga terdampak proyek rel kereta api ganda Bogor – Sukabumi di Kecamatan Bogor Selatan.
Rehabilitasi jembatan aliran sungai Cimakaci menurut Bima berjalan lancar.
“Sudah hampir rampung tinggal pembatas jembatannya. Rehabilitasi jembatan ini sebagai jawaban atas bencana banjir dan longsor yang terjadi di kawasan ini,” katanya.
Baca juga: DPRD Kota Bogor siap fasilitasi aspirasi warga terdampak proyek rel ganda
Sedangkan penataan wilayah untuk warga terdampak proyek double track dengan penyediaan prasarana, sarana dan utilitas umum, masih berlangsung dan seluruhnya ditargetkan selesai akhir tahun ini.
Di lokasi ini terdapat 70 KK yang terkena relokasi karena pelaksanaan proyek dua jalur kereta api Bogor-Sukabumi.
“Ini adalah relokasi dari sebagian warga yang terdampak dari proyek double track. Setelah mendapatkan uang kerohiman, warga mencari lahan, mendapatkan lokasi disini. Pemerintah Kota Bogor membantu untuk penyediaan fasilitas sarana umumnya, ada jalan, ada saluran air, PJU, sumur bornya, supaya warga nyaman di sini,” ungkap Bima.
Berikutnya di Kampung Situ Bereum, masih di Bojongkerta, warga mendapat bantuan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Komisi IV DPR-RI.
Kepada warga yang hadir di acara penyerahan bantuan tersebut, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengingatkan, keberlangsungan program pembangunan instalasi limbah ini, diharapkan dapat membuat warga semakin paham tentang air sebagai sumber kehidupan.
Baca juga: Bima Arya pastikan penataan relokasi warga terdampak double track di Bojongkerta segera rampung
Jadi, “Bagaimana caranya supaya masyarakat tidak lagi membuang limbah rumah tangga, apalagi limbah yang berbahaya langsung ke sungai. Karena biar bagaimanapun juga, sungai adalah menjadi sumber kehidupan," katanya.
Dedie juga mengingatkan, hampir 80 sampai 90 persen pemanfaatan air sungai adalah untuk pengadaan air bersih di Kota Bogor yang dikelola Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor.
Untuk itu dengan pembangunan IPAL ini, sungai di wilayah selatan khususnya, dapat terhindar dari pencemaran dan bisa terkelola dengan baik.
Sementara itu anggota Komisi IV DPR - RI, Endang Setyawati Thohari menjelaskan, bantuan ini merupakan hasil kerja sama dengan Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Program ini sangat penting bagi masyarakat di daerah perkotaan dengan pemukiman yang sangat padat atau di tepi sungai agar limbah rumah tangga kita tidak dibuang sembarangan," jelasnya.
Menurutnya, pengelolaan air limbah ini merupakan langkah pemikiran maju yang diambil oleh warga itu sendiri.
Itulah beberapa kegiatan pembangunan yang kini sedang menggeliat di wilayah kelurahan yang merupakan salah satu wilayah dengan indeks pembangunan manusia terbilang cukup rendah dibanding wilayah lain di Kota Bogor. Namun sesungguhnya geliat membangun berlangsung tidak hanya dengan bantuan Pemerintah Kota Bogor dan pihak lain.
Baca juga: Bima Arya sampaikan tiga harapan warga terdampak double track ke Kemenhub
Warga setempat pun berupaya membenahi wilayahnya melalui berbagai kegiatan secara mandiri. Seperti yang terjadi di Kampung Bojong Kidul RT 01/02, Kelurahan Bojongkerta.
Disitu warga secara swadaya membiayai pembuatan jalan lingkungan dan penerangan jalan umum. Wilayah ini merupakan satu dari sekian banyak wilayah di Kota Bogor yang menjadi wilayah mandiri.
Realitas inilah yang diapresiasi Dedie pada saat melaksanakan kunjungan kerja ke wilayah tersebut akhir Oktober lalu.
Untuk itu, Dedie mengapresiasi inisiatif yang telah dilakukan warga setempat. Karena menurutnya, ternyata masih ada wilayah yang berani dan kompak memenuhi seluruh kebutuhan mereka sendiri.
"Kedatangan saya adalah untuk memberikan apresiasi tersebut. Kemudian memotivasi warga untuk bisa terus memantapkan status mereka sebagai kampung mandiri," jelasnya.
Ia menilai warga setempat tidak terlalu banyak meminta kepada pemerintah dan sikap ini adalah hal yang baik. Apalagi di tengah kondisi seperti saat ini, ketika pemerintah masih berkonsentrasi pada pemulihan ekonomi negara, termasuk juga yang dilakukan pemerintah-pemerintah daerah.
Baca juga: Proyek double-double track dilanjutkan
Selain mengapresiasi keswadayaan masyarakat, pada kunjungannya itu Dedie juga memberikan bantuan perbaikan mushola dan alat bantu jalan untuk seorang warga.
“Sekaligus memotivasi warga untuk meningkatkan ekonomi dengan menggali potensi yang ada," lanjutnya.
Saat itu ia mendorong untuk terus mengembangkan kegiatan bertani tanaman hias yang mulai dikelola warga.
Memang tidak hanya pembangunan fisik yang tengah bergeliat di Bojongkerta. Pemberdayaan ekonomi pun saat ini tengah diupayakan dengan berbagai program. Diantaranya yang dilakukan melalui program terpadu Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS).
Menurut Lurah Bojongkerta, Harry Cahyadi, melalui program P2WKSS pihaknya memprioritaskan pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah serta mengembangkan potensi wisata.
“Kami juga melatih ibu -ibu dengan kerajinan tali simpul atau macrone, budidaya maggot, ikan lele dan juga ayam Arab,” ungkapnya.
Dengan berbagai langkah yang dilakukan, termasuk dengan dukungan keswadayaan warga, geliat pembangunan yang sedang berlangsung di Bojongkerta, tentu diharapkan dapat mendongkrak peningkatan kualitas hidup warganya. (Advertorial).
Geliat membangun di Bojongkerta
Jumat, 19 November 2021 9:28 WIB
Ini adalah relokasi dari sebagian warga yang terdampak dari proyek double track. Setelah mendapatkan uang kerohiman, warga mencari lahan, mendapatkan lokasi disini.