Bekasi, (Antara Megapolitan) - Perusahaan konsorsium Aeromovel Indonesia mengklaim nilai investasi moda transportasi massal kereta api gerak udara atau aeromovel saat ini merupakan yang paling murah.
"Nilai investasinya sangat jauh (lebih rendah) bila kita bandingkan dengan proyek sejenis seperti Mass Rapid Transit (MRT) atau Monorail Single Track," kata juru bicara Konsorsium Aeromovel Indonesia, Sisworo, di Bekasi, Rabu.
Berdasarkan kajian pihaknya, nilai investasi yang dibutuhkan untuk MRT sekitar Rp1 triliun per kilometer, sedangkan Monorail Single Track butuh investasi Rp150 miliar per kilometer.
"Aeromovel hanya butuh kurang lebih Rp75 miliar per kilometer," katanya.
Sementara dari sisi kehandalan, kata dia, telah terbukti di dua lokasi yang sudah memanfaatkan armada tersebut, yakni di Porto Alegre, Brazil, dan di Taman Mini Indonesia Indah.
"Armada aeromovel di dua lokasi itu hingga kini masih tetap beroperasi dengan baik meski telah seperempat abad lebih dipakai," katanya.
Sisworo mengatakan, kereta yang memiliki dua rangkaian gerbong dengan daya tampung 300 penumpang itu akan melaju di rel gantung setinggi lima meter dari permukaan tanah.
Kereta tersebut diklaim memiliki teknologi ramah lingkungan karena digerakkan oleh daya angin yang terpisah dari rangkaian gerbong.
"Aeromovel ini memiliki sistem penggerak menggunakan udara. Ada layar di bagian bawahnya yang ditiup udara," katanya.
Selain itu, kereta tersebut juga memiliki teknologi yang sederhana sehingga mudah dikuasi oleh sumber daya manusia (SDM) dan produsen lokal tanpa bergantung pada tenaga ahli asing.
Dia menambahkan, produk tersebut telah memperoleh sertivikasi standar internasional dari American Society of Civil Engineers, serta pengakuan lainnya.
Proyek tersebut saat ini tengah digulirkan di wilayah Kota Bekasi dengan nilai investasi sebesar Rp2 triliun yang membentang sepanjang 24 kilometer.
Proyek itu digarap perusahaan konsorsium yang terdiri dari PT Publik Privat Partnership, PT Intiadi Dwi Mitra Sejahtera, dan PT Cakar Bumi Integrasi.
"90 persen bahan bakunya lokal. Bahkan keretanya kita rakit di daerah Tambun, Kabupaten Bekasi," katanya.
Dia menargetkan, proyek aeromovel di Kota Bekasi akan rampung proses pembangunannya pada 2018.
"Target tersebut sesuai dengan MoU bersama Pemkot Bekasi bernomor 1030/MoU/KAI-Bks/III/2015 tentang pembangunan proyek transportasi massal kereta api gerak udara (aeromovel) di Kota Bekasi yang ditandatangani pada 19 Maret 2015," katanya.
Konsorsium Klaim Aeromovel Armada Massal Termurah
Rabu, 25 Maret 2015 18:23 WIB
Aeromovel hanya butuh kurang lebih Rp75 miliar per kilometer."