Bogor (ANTARA) - Save the Children Indonesia mengajak semua pihak untuk menghentikan penyebaran Pneumonia bertepatan dengan Hari Pneumonia Dunia yang jatuh pada tanggal 12 November.
Ibu Negara yang diwakili, Wury Maruf Amin yang merupakan istri Wakil Presiden Maruf Amin dalam webinar pada Jumat (1/11) menyebutkan bahwa saat pandemi COVID-19, perhatian terfokus pada penyakit paru-paru sebagai gejala COVID-19.
Pasalnya, profil kesehatan Indonesia 2019 ada lebih dari 400.000 kasus pneumonia di Indonesia. Riset John Hopkins University dan Save the Children bahkan menyebutkan, jika pencegahan pneumonia tidak dilakukan, hingga tahun 2030 akan ada sekitar 11 juta kematian anak.
“ASI eksklusif enam bulan, tuntaskan imunisasi, obati anak jika sakit dan pastikan gizi yang cukup serta hidup sehat," kata Wury Maruf Amin.
Senada, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjelaskan, penting bagi masayrakat untuk mencegah serta menanggulangi pneumonia di mana pemerintah mendorong tata kelola pneumonia dengan meningkatkan akses pelayanan kesehatan balita serta harus ada peran masyarakat dalam mendeteksi dini penyakit serta perluasan vaksin PCV.
Ia juga mendorong masyarakat untuk menggunakan terus Buku Kesehatan Ibu Anak yang sudah ada sejak tahun 1993.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga berpesan untuk ayah dan ibu supaya berupaya bersama memastikan pengasuhan keluarga berbasis hak anak dan pemenuhan hak anak.
“Mari kita jadikan momentum Hari Pneumonia Dunia 2020 untuk memperkuat komitmen dalam memastikan kesehatan anak-anak Indonesia. Untuk menjadi anak yang cerdas dan pintar, mereka juga harus mempunyai kondisi fisik yang kuat. Anak terlindungi, Indonesia Maju.” tutur Bintang.
CEO Save the Children Indonesia, Selina Patta Sumbung mengungkapkan, setiap satu menit, dua balita meninggal atau 2.500 balita setiap hari akibat Pneumonia.
Pneumonia menyebabkan 15 persen dari semua angka kematian balita. Pembunuh balita utama di dunia lebih banyak dari AIDS, malaria dan campak sekaligus. Di Indonesia sendiri Pneumonia bersama dengan diare penyebab utama kematian balita dan anak.
Ia mendorong berbagai pihak termasuk swasta untuk terlibat bersama dalam gerakan Stop Pneumonia ini. Save the Children bersama Kementerian Kesehatan RI, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan peran pihak swasta seperti PT Pfizer akan bersama mengatasi Pneumonia pada anak / agar julukan “The Forgotten Killer” atau “pembunuh yang terlupakan”, bisa dihilangkan.
Save The Cildren terus kampanyekan gerakan stop pneumonia
Jumat, 13 November 2020 9:41 WIB
ASI eksklusif enam bulan, tuntaskan imunisasi, obati anak jika sakit dan pastikan gizi yang cukup serta hidup sehat.