Beirut (ANTARA) - Setelah lebih dari dua tahun mengalami kekosongan politik, parlemen Lebanon pada Kamis (9/1) memilih Kepala Angkatan Darat Joseph Aoun sebagai presiden untuk periode selama enam tahun ke depan.
Ayah dua anak laki-laki itu memperoleh 99 suara dalam putaran kedua pemungutan suara di parlemen yang beranggotakan 128 kursi tersebut, setelah sebelumnya hanya meraih 71 suara di putaran pertama.
Kursi kepresidenan Lebanon telah kosong selama lebih dari dua tahun sejak Presiden Michel Aoun meninggalkan jabatannya pada 31 Oktober 2022.
Sesuai dengan Konstitusi Lebanon, presiden harus berasal dari komunitas Kristen Maronit, perdana menteri dari Muslim Sunni, dan ketua parlemen dari Muslim Syiah.
Berikut profil singkat Josep Aoun, kelahiran Sin El-Fil, distrik Matn, Lebanon Timur pada 10 Januari 1964:.
Komandan Militer, Aoun bergabung dengan militer sebagai relawan pada 1983, kemudian mendapatkan kenaikan pangkat hingga menjadi komandan angkatan darat pada Maret 2017. Ia mengikuti pelatihan di Lebanon dan luar negeri, termasuk di AS, terakhir pada 2009. Aoun menerima lebih dari 15 medali kehormatan militer, termasuk medali perang sebanyak tiga kali, medali persatuan nasional, medali kehormatan militer, dan medali dalam perang melawan terorisme. Sebelumnya, empat komandan militer yang pernah menjabat Presiden Lebanon, yakni, Fouad Chehab, Emile Lahoud, Michel Suleiman, dan Michel Aoun. Angkatan darat Lebanon meluncurkan kampanye militer anti-teror pada 19 Agustus 2017, dikenal sebagai Fajr al-Joroud, melawan afiliasi ISIS (Daesh) di wilayah perbatasan timur dengan Suriah. Kampanye ini berhasil mengusir militan dari wilayah Baalbek.
Tantangan, dalam kepemimpinannya Joseph Aoun akan menghadapi beragam tantangan akibat krisis ekonomi dan politik. Perang terbaru Israel di Lebanon juga meninggalkan kehancuran negeri, membutuhkan upaya presiden mengamankan hibah dan bantuan internasional guna membantu proses rekonstruksi.
Penempatan tentara di Lebanon selatan, Aoun mengawasi penempatan pasukan militer di Lebanon selatan di bawah kesepakatan gencatan senjata dengan Israel yang berlaku sejak 27 November 2024. Data Kementerian Kesehatan Lebanon menunjukkan bahwa sejak serangan Israel ke Lebanon dimulai pada 8 Oktober 2023, setidaknya 4.063 orang telah tewas, termasuk perempuan, anak-anak dan tenaga kesehatan, sementara 16.664 lainnya mengalami luka-luka.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Ini 400 pelanggaran gencatan senjata Israel di Lebanon
Baca juga: Tentara Lebanon dan UNIFIL mulai masuki Naqoura