Jakarta (Antara-Megapolitan-Bogor) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan lahan milik Suku Anak Dalam atau orang rimba yang berada di kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) akan dikembalikan kepada mereka.
"Dari 6.900 hektare HTI milik PT Wana Printis ada 2.000 hektare yang sudah dilakukan pembukaan lahan. Di lahan itu ada sebagian milik orang rimba maka itu akan dikembalikan kepada mereka," kata Menteri Sosial (Mensos) di Jakarta, Selasa.
Lahan milik orang rimba seluas 114 hektare yang ada di dalam HTI tersebut, merupakan tempat permakaman leluhur orang rimba.
Lebih lanjut Mensos mengatakan, Kementerian Sosial sudah berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait penanganan orang rimba tersebut.
"Sudah ditindaklanjuti, tinggal menunggu proses penyerahan atau apapun bentuknya. Teknisnya bagaimana itu sudah dibahas KLHK dengan pemiliknya," katanya menambahkan.
Terkait tewasnya 11 warga Suku Anak Dalam (SAD) atau orang rimba dari kelompok Temenggung Maritua, salah satunya disebabkan kelaparan karena mereka masuk dalam HTI dan tradisi melangun.
Intervensi pemerintah untuk pelayanan kesehatan bagi warga SAD, tetap memperhatikan budaya dan adat setempat yang akan ditingkatkan dan diintegrasikan dengan berbagai pihak terkait lainnya.
"Tidak hanya itu, mereka akan diberdayakan untuk mengawal kawasan hutan Taman Nasional Bukti Duabelas dengan memberikan dukungan peningkatan sumber daya manusia," kata Khofifah.
Pemerintah Provinsi Jambi mencatat, ada tujuh perusahaan memiliki HTI, yaitu PT Wana Printis, Agro Nusa Alam Sejahtera, Jebus Maju, Tebo Multi Agro, Lestari Asri Jaya, Malaka Agro Perkara dan Alam Lestari Makmur.
Saat ini, warga SAD berjumlah 1.775 jiwa dan 13 tumenggung atau kelompok warga terdiri dari 20 sampai 30 kepala keluarga (KK).
Lahan Orang Rimba Dikembalikan
Selasa, 17 Maret 2015 20:49 WIB
Dari 6.900 hektare HTI milik PT Wana Printis ada 2.000 hektare yang sudah dilakukan pembukaan lahan. Di lahan itu ada sebagian milik orang rimba maka itu akan dikembalikan kepada mereka."