Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan Kultural.id menggelar Pameran Virtual Ilustrasi Dongeng bertajuk Kultural ID Virtual Exhibition dalam upaya menggali serta melestarikan dongeng dan cerita rakyat tradisional.
Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Yuana Rochma Astuti, Sabtu, menyebut Kultural ID Virtual Exhibition ini juga merupakan salah satu upaya merawat tradisi mendongeng dengan mendorong penciptaan dongeng-dongeng baru dengan penyampai pesan yang menarik.
"Kemenparekraf bersama Kultural.id ikut mengambil peran dalam memajukan seni dan budaya melalui program-program yang melibatkan seniman, pekerja seni dan budaya, serta masyarakat yang lebih luas, yaitu dengan menyelenggarakan acara ini," ujar Yuana Rochma.
Baca juga: Pelaku ekonomi kreatif difasilitasi gandeng mitra global melalui G-CINC
Kultural ID Virtual Exhibition akan berlangsung pada 20-28 Oktober 2020 dan melibatkan ilustrator-ilustrator Tanah Air.
Pameran virtual ini dihelat sebagai kelanjutan dari program Digital Folklore Festival yang digagas oleh seniman dan sutradara pertunjukan, Rama Soeprapto.
Yuana melanjutkan Kemenparekraf mendukung para seniman memanfaatkan platform digital untuk berkarya, agar para penikmat dongeng dan cerita rakyat tradisional dapat dengan mudah untuk mengaksesnya.
Pemerintah mendukung seniman untuk bersiasat memanfaatkan keterbatasan dalam mencari kesempatan dan peluang. Berimajinasi dan berekspresi dalam medium dan estetika yang baru dengan nilai budaya di dalamnya akan meningkatkan nilai jual dari pelaku ekonomi kreatif dan karyanya saat ini, karena masyarakat penikmat seni juga mulai beralih ke digital, ujar Yuana.
Baca juga: Kemenparekraf harap komitmen banyak pihak jalankan dana hibah Pariwisata
Acara ini akan dimeriahkan dengan ajang berbagi dongeng serta event serial pembacaan dongeng baru yang diangkat dari karya berjudul Bias karya penulis Titien Wattimena, dengan melibatkan artis-artis tanah air yaitu Dian Sastrowardoyo, Reza Rahadian, Wulan Guritno, Tora Sudiro, Lukman Sardi, Rio Dewanto, Atiqah Hasiholan, Cut Mini, dan Shelomita.
Bias merupakan album solo saya yang kedua belas. Album ini merupakan album solo gitar akustik, jadi, tidak ada player lain. Saat itu, saya meminta Titien Wattimena untuk menulis sebuah cerita yang berkesinambungan dari satu lagu ke lagu berikutnya sehingga menjadi sebuah cerita yang utuh secara keseluruhan, ujar Gitaris kenamaan Indonesia, Tohpati.
Sementara itu, Seniman dan Sutradara Pertunjukan, Rama Soeprapto, mengatakan bahwa Kemenparekraf sangat mendukung upaya-upaya penciptaan karya-karya baru terutama yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kantong-kantong baru yang mendukung terciptanya lapangan kerja dalam bidang industri kreatif.
Baca juga: Kemenparekraf cari strategi kembangkan karya kreatif lokal di Labuan Bajo
Dongeng Bias ini karya story telling yang baru. Tetapi berangkat dari tradisi dongeng yang merupakan kekayaan budaya kita, imbuh Rama menanggapi tentang dongeng Bias karya Titien Wattimena.
Rama menyebut pameran virtual ilustrasi dongeng Bias ini melibatkan sembilan orang ilustrator yang telah menghasilkan banyak karya dengan karakter dan gaya masing-masing. Ilustrator yang akan berpartisipasi dalam pameran virtual ini adalah Muhammad Taufiq Emte, Age Tutugraf Airlangga, Safiera Amelia Kurnia, Komikrukii, Cecil & Ryno, Nathan Silaban, Nadya Noor, Gandhi Setyawan, dan Djayanti Aprilia.
Aktivis dongeng tanah air PM Toh juga turut terlibat dalam program ini dengan menampilkan beberapa dongeng tradisional yang dikemas menjadi pertunjukan yang menarik di platform media sosial.
Pameran Virtual Ilustrasi Dongeng digelar untuk lestarikan cerita rakyat tradisional
Sabtu, 24 Oktober 2020 21:19 WIB
Kemenparekraf bersama Kultural.id ikut mengambil peran dalam memajukan seni dan budaya melalui program-program yang melibatkan seniman, pekerja seni dan budaya, serta masyarakat yang lebih luas, yaitu dengan menyelenggarakan acara ini.