Jakarta (ANTARA) - Para dokter dan pejabat NBA khawatir dengan kondisi kesehatan para pemain yang telah dinyatakan sembuh dari COVID-19 masih memiliki gejala sisa, seperti gangguan fungsi paru-paru atau jantung.
Matthew Martinez yang merupakan seorang dokter spesialis jantung untuk Asosiasi Pemain NBA mengatakan bahwa para pemain sebetulnya membutuhkan waktu untuk istirahat, termasuk dari kegiatan olahraga setelah dinyatakan positif virus corona.
“Potensi kerusakan jantung akan meningkat jika dipaksa terus berolahraga saat Anda terinfeksi,” kata Martinez kepada ESPN seperti dikutip Reuters, Minggu.
Baca juga: Michael Jordan suarakan kemarahan terhadap kematian George Floyd akibat tindakan rasis
Menanggapi hal tersebut, Direktur Kedokteran NBA John DiFiori mengatakan bahwa ia akan mendesak setiap pemain yang positif COVID-19 untuk mengikuti saran dokter.
“Jika tidak merasa sehat, jangan coba-coba memaksakan diri melakukannya. Baik atlet atau tidak harus mencoba untuk meminimalisir gejala dan jangan dipaksakan untuk terus bekerja atau berolahraga,” ujar DiFori.
Sementara itu, seorang manajer tim NBA yang enggan disebutkan namanya juga mempertanyakan mengenai fungsi paru-paru dan jantung pada para pemain yang telah sembuh dari COVID-19.
Baca juga: Pilot helikopter yang jatuh bersama Kobe tidak terpengaruh narkoba
“Ada efek yang tidak diketahui pada kapasitas paru-paru dan jantung,” katanya.
“Bagaimana jika seorang pemain 24 tahun dinyatakan positif di Orlando, ia dikarantina selama 14 hari dan baik-baik saja, tapi kemudian ia punya masalah jantung jangka panjang? Atau rentan merasa lelah?” lanjutnya.
NBA tengah bersiap untuk melanjutkan musim yang akan dimulai pada 30 Juli di Disney World Resort, Florida tanpa penonton. Ada 22 tim yang ikut serta, 13 dari Wilayah Barat dan sembilan dari Wilayah Timur, yang akan merebut tiket menuju putaran final.
Setiap pemain yang dinyatakan positif COVID-19 akan dikarantina selama dua pekan sebelum diperbolehkan kembali berlaga di lapangan.