Bekasi, (Antaranews Bogor) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mengakui program pengentasan banjir di wilayah setempat pada 2014 berjalan tidak maksimal akibat keterbatasan anggaran.
"Tahun ini penanggulangan titik banjir memang belum maksimal, sebab anggarannya pun belum mendukung," kata Kepala Bidang Tata Air Dinas Bina Marga dan Tata Air (Disbimarta) Kota Bekasi Dicky Irawan di Bekasi, Senin.
Menurut dia, dari total alokasi anggaran yang sebanyak Rp500 miliar, hanya sekitar 26 persennya dialokasikan untuk penanganan banjir.
Minimnya anggaran itu mengakibatkan beberapa titik rawan di Kota Bekasi masih terancam banjir pada musim hujan kali ini.
Dia mengatakan, pengendalian musim hujan di Kota Bekasi terbagi menjadi dua aspek, yaitu penanganan banjir kiriman dan genangan air yang disebabkan hujan lokal.
Dalam penanganan banjir, kendala yang paling krusial adalah dalam pengendalian Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang tidak konsisten.
"Kondisi itu memicu lima aliran sungai yang melintas, tidak lagi memiliki penyangga air," katanya.
Dia mencontohkan, di bagian hulu aliran Kali Bekasi jumlah RTH sudah banyak beralih fungsi sehingga dengan minimnya daerah resapan aliran air sungai langsung turun ke hilir tanpa adanya penyangga.
Di Kota Bekasi, kata dia, tercatat ada lima aliran sungai yang melintas, di antaranya, Kali Cikeas, Kali Cileungsi, Kali Bekasi, Kali Cakung dan Kali Sunter.
"Sebetulnya, dalam hitungan debit air yang ada meskipun volume air mencapai 350 kubik per detik, Kota Bekasi masih akan aman dari luapan air. Asalkan tidak ada hujan lokal Bekasi aman," katanya.
Selama musim hujan, pihaknya akan fokus pada penanganan pemeliharaan aliran sungai sekunder, penguatan tanggul, dan pengendalian bendungan.
"Di aliran kali, terutama akan dilakukan pengerukan sendimentasi, sampah, serta tumbuhan air," katanya.
Bekasi akui penanganan banjir 2014 tidak maksimal
Selasa, 11 November 2014 9:33 WIB
"Asalkan tidak ada hujan lokal Bekasi aman,"