London (ANTARA) - Polisi Inggris mengatakan pada Jumat bahwa setidaknya ada 300.000 orang di negara itu yang berpotensi menjadi ancaman bagi anak-anak secara seksual.
Polisi memperingatkan bahwa mungkin ada lonjakan kejahatan daring selama karantina wilayah saat wabah corona.
Saat sekolah-sekolah di seluruh negeri hampir seluruhnya ditutup dan anak-anak semakin menggunakan sumber daya pendidikan berbasis web, Badan Kejahatan Nasional (NCA) mengatakan mengetahui dari obrolan daring bahwa pelaku membahas peluang untuk melecehkan anak-anak.
"Sangat menjengkelkan untuk berpikir bahwa beberapa penjahat mencari cara untuk mengeksploitasi krisis corona guna menimbulkan bahaya di internet," kata Kepala Polisi Simon Bailey, kepala petugas perlindungan anak.
"Terlepas dari masalah yang akan disebabkan oleh pandemi pada penegakan hukum, perlindungan anak masih menjadi prioritas dan kami tetap berkomitmen penuh untuk menjaga keselamatan anak-anak kita."
Polisi mengatakan penilaian mereka terhadap risiko didasarkan pada data intelijen yang sebelum wabah virus, dan bahwa 300.000 orang menjadi ancaman baik secara langsung atau daring.
Petugas mengatakan mereka mendesak orang tua dan wali untuk memastikan anak-anak mengetahui risiko daring dan meluncurkan kampanye untuk memperkuat pesan keselamatan, dengan mengatakan konten pelecehan seksual anak dapat ditemukan di laman terbuka hanya dalam tiga klik.
Rob Jones, direktur kepemimpinan ancaman NCA, mengatakan mereka juga menginginkan perusahaan teknologi untuk berbuat lebih banyak.
"Mencegah pelanggaran yang terjadi selalu penting dan sekarang lebih dari sebelumnya ketika ada banyak lalu lintas daring dan peningkatan peluang ancaman bagi anak-anak," katanya.
Sumber: Reuters
Polisi Inggris peringatkan peningkatan ancaman seksual bagi anak saat wabah
Minggu, 5 April 2020 8:05 WIB
Rob Jones, direktur kepemimpinan ancaman NCA, mengatakan mereka juga menginginkan perusahaan teknologi untuk berbuat lebih banyak.