Kota Bogor (ANTARA) - Penjabat (Pj) Wali Kota Bogor, Jawa Barat, Hery Antasari pada Senin melakukan inspeksi terhadap penanganan dan mitigasi beberapa lokasi bencana di wilayahnya yang terjadi akhir pekan lalu.
Hery mendatangi lokasi kejadian longsor serta rumah ambruk di RT 004/008, Kelurahan Bondongan, dan longsor Tembok Penahan Tanah (TPT) di Jalan Raya Cilebut, Kelurahan Sukaresmi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor dan petugas gabungan, telah menangani longsor dan rumah ambruk di Kelurahan Bondongan dengan memasang terpal, pembersihan lokasi dari puing-puing dan membongkar sisa material yang bisa membahayakan warga sekitar.
Menurut Hery, prosedur yang dilaksanakan BPBD sudah sangat berpengalaman dalam melakukan mitigasi dan penanganan kebencanaan.
“Termasuk juga apa yang sudah dilakukan dari unsur kewilayahan, Dinsos, semua, termasuk unsur media, dalam rangka kita menyebarluaskan informasi kepada masyarakat untuk kewaspadaan dan kesiapsiagaan serta penanganan yang dilakukan oleh Pemkot Bogor,” ujarnya.
Baca juga: Pj Wali Kota Bogor semangati finalis MTQ Jabar asal Kota Bogor
Hery memberi catatan, sistem peringatan dini seharusnya bisa dilakukan untuk mengantisipasi ataupun meminimalisasi dampak bencana.
Ia pun menyalurkan bantuan berupa paket sembako dan juga uang tunai untuk membantu meringankan apa yang dialami korban bencana. Termasuk kepada Acih (75 tahun) yang sempat tertimpa reruntuhan bangunan ambruk.
“Sehingga yang terpenting adalah bahwa tidak ada korban jiwa dan kalaupun ada korban luka, itu sudah ditangani dengan baik. Alhamdulillah sudah baik-baik saja, saya tengok tadi (di tempat relokasi sementara),” jelasnya.
Sementara itu, Hery melakukan inspeksi terhadap peristiwa bencana yang berdampak pada menyempitnya akses mobilitas kendaraan di Jalan Raya Cilebut. Sehingga kendaraan dari arah Jalan Sholeh Iskandar, Kota Bogor menuju Stasiun Cilebut, Kabupaten Bogor harus bergantian.
“Ini akses dua daerah yang sangat krusial, sehingga ada potensi bila tidak ditangani segera maka ini akan menjadi bencana lanjutan, akan semakin tergerus badan jalan, yang dikhawatirkan lama-lama jalur ini putus,” ujarnya.
Baca juga: Wali Kota Bogor dan BPTJ Kemenhub bahas kelanjutan Biskita Transpakuan
Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi longsor susulan, BPBD Kota Bogor sudah memasang terpal untuk menghalau air hujan agar tidak langsung mengenai tebing. Penanganan tanggap darurat juga dilakukan dengan membersihkan puing di lokasi agar tidak menyumbat aliran air sungai Cisadane.
Dalam upaya penanganan secara permanen, Hery menyebut, Pemkot akan mengirimkan surat kepada pihak Provinsi Jawa Barat. Sebab, akses jalan dan TPT berada di bawah kewenangan Provinsi Jawa Barat.
“Iya, jadi kami akan berkirim surat, untuk penanganan bersamanya ini seperti apa,” kata Hery.
Selanjutnya, Hery menegaskan dalam melakukan antisipasi ataupun penanganan Pemkot Bogor hadir di tengah masyarakat. Untuk penanganan jangka panjang, menurut dia perlu dilakukan pembahasan dan koordinasi lebih lanjut, berkaitan hal teknis dan kewenangan.
“Kalau jangka panjang tentu kita terus berupaya mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan dan membangun di bantaran sungai karena berisiko. Itu saya kira yang terbaik untuk jangka panjang dan jangka menengah,” ucapnya.
Baca juga: DPRD dan Pj Wali Kota bahas isu strategis yang akan ditangani Kota Bogor
Hery juga berpesan kepada pengurus RT/RW untuk selalu waspada, serta bekerja sama dengan kewilayahan dan BPBD mengenai informasi apabila terindikasi air sungai meninggi.
“Jadi ketika di hulu sudah hujan, itu harus mulai ada imbauan kepada masyarakat di bantaran untuk waspada. Antisipasi. Jadi siskamlingnya tidak hanya tengah malam, tapi siskamling siang untuk mengingatkan cuaca,” jelasnya.