Jakarta (ANTARA) - PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengungkapkan pembangunan Bendungan Jlantah dan Jragung di Jawa Tengah mencapai 86,09 persen.
Bendungan setinggi 70 meter dari pondasi terdalam dan memiliki panjang 404 meter tersebut memiliki kapasitas tampung sebanyak 10,97 meter kubik ini diyakini keberadaan bendungan ini dapat membawa banyak manfaat.
“Salah satu manfaatnya sebagai penyuplai kebutuhan air baku 150 liter per detik (l/dt) untuk Kecamatan Jumapolo, Kecamatan Jumantono, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar,” ujar Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk Muhammad Hanugrohoa dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Presiden Jokowi resmikan Bendungan Sepaku Semoi di Kaltim
Manfaat berikutnya, lanjut dia, sebagai irigasi atau mengairi 1.494 hektar (ha) persawahan di Kecamatan Jatiyoso dan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Bendungan Jlantah disebutnya mampu mereduksi banjir hingga 70,33 meter kubik per detik (m3/dt) dengan volume 1,436 juta meter kubik.
Dijelaskan, Bendungan tersebut berpotensi pula sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, dengan sebesar 625 kilowatt (kw).
Baca juga: Menteri PUPR: Bendungan Ameroro Sultra tingkatkan suplai air irigasi kelahan pertanian
“Melihat lokasinya yang cukup strategis di antara Sungai Jlantah dan Sungai Puru di Desa Tlobo dan Karangsari, maka bendungan ini pun dapat menjadi objek wisata. Ada kesempatan untuk mengembangkan bidang pariwisata dan agrowisata,” tuturnya.
Oho sapaan akrabnya, menuturkan, berbeda dengan Jlantah, kemajuan pembangunan Bendungan Jragung telah menyentuh hampir 50 persen, sampai bulan depan ditargetkan realisasinya bisa menembus 58 persen.
Disebutkan, bendungan yang berada di Kabupaten Semarang ini akan menyuplai kebutuhan air baku di beberapa daerah di Jawa Tengah yang mencakup sebesar 500 l/dt untuk Semarang, 250 l/dt ke Demak, serta 250 l/dt untuk Grobogan.
Baca juga: Bendungan Cibeet-Cijurey masuk tahap pembebasan lahan
Kemudian bermanfaat menyuplai air irigasi di persawahan seluas 4.528 ha. “Bendungan Jragung turut berpotensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro berkapasitas sebesar 1.400 kw dan berkesempatan pula dikembangkan menjadi agrowisata,” jelasnya.
Sebagai informasi, kedua bendungan di atas merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN). Adapun total nilai kontrak Bendungan Jlantah sebesar Rp956 miliar, sementara Jragung senilai Rp2,3 triliun.
Waskita Karya sebagai kontraktor memastikan pengerjaan kedua proyek tersebut bisa rampung tepat waktu. Sebelumnya, sudah ada 64 PSN yang berhasil diselesaikan pembangunannya oleh perusahaan.
Pembangunan Bendungan Jlantah dan Jragung di Jateng capai 86 persen
Jumat, 26 Juli 2024 22:20 WIB