Cikarang, Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mewaspadai sejumlah penyakit yang diderita masyarakat terutama pada musim kemarau ekstrem seperti saat ini di antaranya infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), diare, hingga flu.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Sri Enny Mainiarti mengatakan sejak Januari hingga September 2019 tercatat 2.137 kasus ISPA yang didominasi oleh balita.
"Penderita ISPA nonpneumonia (batuk pilek) terhadap bayi sebanyak 501 orang, balita sebanyak 1.202 orang serta anak di atas lima tahun sebanyak 434 orang," kata Sri Enny, Jumat.
Baca juga: Dinkes Bekasi: Waspada ISPA di musim kemarau
Dia menjelaskan penyebaran pasien ISPA hampir merata di seluruh wilayah Kabupaten Bekasi baik di RSUD maupun pusat-pusat kesehatan masyarakat.
"Pasien ISPA terbanyak tercatat ditangani di Puskesmas Karangsambung, Kedungwaringin, Jatimulya, Mekarmukti, dan Mekarsari," ujarnya.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) suhu di Bekasi mencapai 34 derajat celcius. Tahun 2019 diprediksi suhu panas lebih parah dibanding tahun lalu dan kondisi ini berlangsung beberapa waktu ke depan.
Baca juga: Wow, 30.000 Warga Bekasi Terserang ISPA
Menurut Sri Enny, penyakit pernafasan memang menjadi kasus utama yang terjadi selama musim kemarau. Untuk itu masyarakat diimbau menjaga kesehatan dengan mengonsumsi buah dan sayur serta mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.
"Pencegahan yang bisa dilakukan antra lain makan dan minum dijaga dengan baik, harus cukup minum, menggunakan masker dan payung kalau di luar ruangan," ucapnya.
Baca juga: Waspadai sebaran penyakit di musim kemarau
Dia menambahkan perbedaan suhu ekstrem antara siang dan malam ditambah kemarau yang kering dan banyak debu akan berpotensi meningkatkan risiko terkena penyakit Ispa.
"Jadi tetap berperilaku hidup bersih dan sehat, boleh juga konsumsi multivitamin sebelum beraktifitas," kata Sri Enny.(KR-PRA).
Waspadai sejumlah penyakit saat kemarau ekstrem
Jumat, 25 Oktober 2019 13:34 WIB
Penderita ISPA nonpneumonia (batuk pilek) terhadap bayi sebanyak 501 orang, balita sebanyak 1.202 orang serta anak di atas lima tahun sebanyak 434 orang.