Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat mengalokasikan anggaran sebesar Rp11 miliar lebih untuk belanja perlengkapan sekolah atau mebel yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2019.
Kepala Bidang Perencanaan pada Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Krisman Irwandi di Bekasi, Senin mengatakan mebel-mebel itu akan didistribusikan untuk 99 rombongan belajar (Rombel) atau ruang kelas di 76 SD Negeri dan 77 Rombel di 47 SMP Negeri.
Dia merinci mebel itu terdiri atas lemari kelas, white board, meja dan kursi siswa, serta meja dan kursi guru.
"Anggaran Rp11 miliar dibagi untuk pembelian mebel SD Negeri Rp6 miliar dan Rp5 miliar untuk SMP Negeri," katanya.
Baca juga: Bupati Bekasi buka gelaran Bumdes Expo 2019
Krisman menjelaskan pengadaan mebel itu untuk menggantikan mebel lama yang telah usang dan untuk Unit Sekolah Baru (USB) yang belum memiliki meubelair.
"USB itu kan pakai mebel lama atau pakai punya sekolah yang dimerger. Tapi itu kan tidak elok ya jadi harus dibelikan baru," ungkapnya.
Terkait tidak adanya mebel di SDN 3 Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, lanjutnya, pengadaan itu akan dilakukan bersamaan dengan sekolah lain pada tahun 2019 ini.
"Ya termasuk sekolah itu ya, kita segerakan pengadaan meubelairnya," kata Krisman.
Baca juga: Aplikasi "Bekasi nyambung bae" dilaunching
Diketahui murid SD Negeri Pekayon Jaya 3, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi belajar tanpa meja dan kursi. Kondisi itu sudah terjadi selama dua tahun.
Dinas Pendidikan Kota Bekasi memastikan pengadaan meja dan kursi di SD Negeri Pekayon Jaya 3, Kecamatan Bekasi Selatan, paling lambat Oktober 2019.
"Saya pastikan akhir September ini atau paling lambat Oktober sudah dikirimkan mebel (meja dan kursi)," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Inayatulah.
Dia mengungkapkan tidak adanya meja dan kursi itu terjadi setelah adanya renovasi dan penambahan ruang kelas baru di sekolah tersebut pada 2017 dari awalnya enam ruang kelas menjadi 12 ruang kelas.
"Nah 2017 itu kita sudah berikan mebel baru untuk dua rombel (dua kelas). Kalau empat kelas karena terbatas dan banyak sekolah lain juga pemberian mebel," katanya.
Baca juga: APBD, serapan anggaran Bekasi masih rendah