Bogor (Antara) - Forum Ikatan Profesor Indonesia-Malaysia (IPIMA) diharapkan menjadi jembatan mempererat hubungan antara Indonesia dan Malaysia yang kerap diterpa isu-isu konflik yang tidak berkesudahan.
Demikian disampaikan oleh Setia Usaha Agung atau Sekretaris Jenderal Majelis Profesor Negara Malaysia (MPN) Prof Datuk Dr Raduan Che Rose kepada Antara, dalam acara forum yang digelar di Kota Bogor, Senin.
"Pertemuan IPIMA hari ini adalah yang bersejarah, menghubungkan dua organisasi strategis para pemikir negara (profesor) dua negara yang diharapkan dapat menghasilkan pemikiran-pemikiran stragegis yang luas lagi," kata Datuk.
Datuk Raduan mengatakan, banyak kerja sama antara dua negara yang dapat dilakukan oleh para profesor dalam forum IPIMA tersebut salah satunya soal pertanian dan kedaulatan pangan yang dibahas dalam tema pertemuan itu.
Ia tidak bisa menyebutkan satu persatu diantaranya.
Namun, lanjut Datuk Raduan, dengan adanya IPIMA, persoalan yang ada di antara Indonesia dan Malaysia dapat didiskusikan dan dibicarakan bersama dan mencari solusi bersama dengan duduk bersama dalam forum tersebut.
Ia menyebutkan, forum IPIMA tersebut sesuai dengan tugas dan fungsi profesor di bidang keilmuannya dan keahliannya tanpa dipengaruhi demokrasi dan iklim pemerintahan setempat.
Datuk Raduan menegaskan, persoalan yang perlu didudukan bersama terkait isu-isu konflik yang menyelimuti ke dua negara dapat diperjelas dengan duduk bersama dan saling sepaham dan berterus terang.
"Pertemuan ini sangat strategis yang terpenting perlu terus terang, katakan hitam itu hitam, merah itu merah. Kebenaran itu soal cerita-cerita yang tidak bagus, konflik-konflik yang tidak sepatutnya yang saya kira kalau kita duduk semeja tidak akan menjadi satu masalah," ujar Datu dalam logat melayunya.
Datuk Raduan mengumpamakan hubungan Indonesia dan Malaysia seperti pasangan suami istri yang dulunya akur tapi lama kelamaan menjadi dingin.
"Ini harus dipererat dan para profesor menjadi rencana kerja yang sangat cnatik untuk bisa duduk bersama, berbincang dan kita bisa lebih baik lagi," ujarnya.
Hubungan dingin ini, lanjut Datuk Raduan, jika dibiarkan seperti ibaratnya nyamuk yang menggigit saat tidur yang tidak berbahaya tapi bila lama kelamaan dibiarkan akan membahayakan karena menggangu tidur dan mengancam keselamatan.
Sementara itu, Sekretaris Dewan Guru Besa IPB Profesor Ari Purbayanto menyebutkan, pertemuan IPIMA digagas oleh IPB tersebut merupakan yang pertama kalinya.
Pertemuan tersebut menindaklanjuti pertemuan antara API dan MPN pada Juli 2012 lalu, dimana dalam pertemuan tersebut disepakati pembentukan wadah IPIMA atau Ikatan Profesor Indonesia Malaysia.
Berbagai isu strategis dibahas dalam forum tersebut, tidak hanya pertanian, ketahanan pangan, globalisasi, perekonomian, infrastruktur dan segala sektor.
"Untuk pertemuan pertama ini kita mengangkat tema pertanian dan ketahan pangan karena yang menggas duluan adalah IPB jadi kita angkat sektor pertanian," ujarnya.
Sejalan dengan yang disampaikan Datuk Raduan, Profesor Ari mengungkapkan bahwa, forum IPIMA dapat menjadi jembatan dalam mengeliminir konflik-konflik yang terjadi antara dua negara serumpun.
Menurutnya, konflik yang beredar terjadi ditataran bawah saja, namun di tataran atas isu atau konflik tersebut belum pernah ada.
"Dengan IPIMA ini kita harapkan dapat mengelimir konflik-konflik itu. Karena sejauh ini hubungan antara kita masih baik-baik saja," ujarnya.
IPIMA jembatan pererat hubungan Indonesia-Malaysia
Selasa, 19 November 2013 10:38 WIB