Bogor, 22/5 (Antara) - Peneliti Pusat Penelitian Limnologi-LIPI, Ir Sulastri APU menyebutkan kondisi Daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung dan Cisadane saat ini semakin mengalami beban yang berat akibat pencemaran.
"Ciliwung mulai dari Katulampa hingga Cibinong kondisi airnya sudah mengalami gangguan berat, begitu juga dengan Cisadane," katanya dalam seminar sehari memperingati Hari Keanekaragaman Hayati dengan tema Air dan Keanekaragam Hayati di gedung Kusnoto-LIPI, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu.
Sulastri mengatakan gangguan berat yang dialami Ciliwung dan Cisadane diukur dari indeks kimia, habitat dan biologinya.
Pencemaran terberat dialami oleh sungai ini berasal dari logam, banyak jumlah individu yang terpapar bahan logam hingga mengalami kepunahan.
Dampak dari pencemaran ini, ekosistem di sungai tersebut mengalami introduksi dari hewan-hewan luar.
Hal senada juga disampaikan peneliti Pusat Peneliti Limnologi-LIPI, Dr Daisy Wowor. Ia mengungkapkan flora Ciliwung mengalami kepunahan.
Dikatakanya, pada tahun 1910 di Sungai Ciliwung terdapat 18 jenis krustasea (udang dan kepiting) asli, dan pada permulaan 2010 jumlah tersebut mengalami penurunan.
"Pada 2010 hanya ada enam jenis krustasea yang asli yang masih ada, dengan kata lain ada 12 jenis atau 66,7 persen krustasea asli Ciliwung hilang," ungkapnya.
Daisy mengungkapkan, hal serupa juga terjadi pada ikan. Data pada tahun 1910 di Sungai Ciliwung terdapat 187 jenis ikan asli dan pada 2010 hanya terdapat 14 jenis ikan asli sungai tersebut.
"Sebanyak 173 jenis ikan asli hilang atau 92,5 persen telah punah dari Sungai Ciliwung," ujarnya.
Daisy mengatakan keberadaan krustasea dan ikan penghuni Situ DAS Ciliwung juga mengalami hal yang sama. Berdasarkan data 1910 terdapat lima jenis krustasea asli Situ dan dua jenis krustasea asli hilang atau 40 persen pad akhir 2011.
Kehilangan berbagai jenis ikan asli Situ juga dialami DAS Ciliwung, dari 103 jenis ikan asli Situ (1910) telah terjadi kehilangan 86 jenis atau sebesar 83,5 persen (2011).
"Jadi laju kehilangan biota fauna asli adalah indikator kualitas baik buruknya suatu lingkungan dalam perairan," ujarnya.
Sementara itu, lanjut Daisy, di Sungai Ciliwung saat ini ditemukan satu jenis udang introduksi, dan dua jenis udang dan lobster ditemukan di Situ.
Dari sungai telah ditemukan lima jenis ikan introduksi, sedangkan dari Situ didapatkan tujuh jenis ikan introduksi.
"Berbagai hewan air introduksi menganggu kehidupan krustasea maupun ikan asli. Satu jenis udang introduksi dan dua jenis ikan introduksi yang cukup menggagu kehidupan hewan perairan asli adalah udang air tawar, ikan sapu-sapu, dan bawal merah," katanya.
Daisy menyebutkan, kepunahan berbagai jenis fauna air tersebut disebabkan karena buruknya kualitas air akibat buangan limbah industri dan limbah rumah tangga, peracunan ikan, penyentruman yang berlebihan, perubahan fisik karena batu dan pasir tambang.
"Penyempitan tembok di sepanjang tepi sungai sehingga mengubah habitat fauna penghuninya, dan adanya fauna introduksi turut mengganggu keberadaan fauna asli sungai," ujarnya.
Laily R
Kerusakan DAS Ciliwung-Cisadane Makin Berat
Rabu, 22 Mei 2013 20:33 WIB
Kerusakan DAS Ciliwung-Cisadane Makin Berat
kerusakan-das-ciliwung-cisadane-makin-berat
