Bogor (Antaranews Megapolitan) - Empat tahun lalu, Siti Chalimah, Siswi SMAN 1 Parakan, Temanggung Jawa Tengah menjejakkan kakinya pertama kali di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB). “Saya memilih IPB sebagai pilihan pertama dalam jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), karena IPB termasuk perguruan tinggi yang membuka beasiswa Bidikmisi dengan kuota yang banyak.
Saya anak kedua dari tiga bersaudara. Ayah, Ibu dan Kakak saya tidak tamat Sekolah Dasar (SD). Bapak seorang petani yang memiliki lahan sawah 800 meter persegi dan ladang seluas 500 meter persegi. Lahan itu warisan keluarga secara turun temurun,” ungkap Siti.
Kata Siti, setiap harinya ia melihat kedua orang tuanya yang kian renta mengelola sawah dan ladang dengan kerja keras. Namun kenyataanya hasil panen yang didapat hanya cukup untuk mencukupi kebutuhan pangan keluarga saja.
“Kalau lagi musim tembakau, sawah dan ladang ditanami tembakau. Setahun sawah dipanen tiga kali. Dua kali ditanami padi dan sekali ditanami tembakau. Sedangkan ladang ditanami dua kali tanaman jagung dan sekali ditanami tembakau. Bila dirata-rata pendapatan orang tua saya per bulan di bawah 1 juta rupiah. Hal inilah yang mendorong saya agar dapat mempelajari ilmu pertanian dengan baik. Harapannya saya dapat membantu memaksimalkan pengelolaan sawah dan ladang milik keluarga. Selain itu, sayur dan buah juga salah satu makanan favorit saya. Oleh karena itulah saya memilih Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian,” papar Lulusan Terbaik Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) peraih IPK 3,88 ini.
Selama kuliah di IPB Siti mendapatkan beasiswa Bidikmisi dari semester 1 hingga semester 8. “Saat sekolah di duduk bangku SMA, selama tiga tahun Alhamdulillah saya mendapatkan beasiswa Djarum Foundation,” ujar Lulusan Terbaik 2 SMA N 1 Parakan tersebut.
Tantangan utama menurut Siti selama kuliah empat tahun di IPB yaitu usaha untuk mendapatkan uang untuk mencukupi biaya hidup selama di Bogor.
“Sejak saya kuliah di Bogor saya tidak lagi meminta biaya bulanan kepada orang tua di kampung. Meskipun biaya kuliah saya selama 4 tahun sudah dibayarkan oleh Bidikmisi dan ada biaya hidup per bulan yang saya dapatkan, tetapi tidak dipungkiri bahwa uang yang diterima tersebut tidak mencukupi biaya hidup di Bogor ini. Sejak tingkat pertama saya sudah aktif berjualan makanan di asrama dan teman-teman sekelas. Saat tingkat 3, saya aktif bekerja sampingan sebagai pengajar bimbingan belajar (bimbel) di salah satu bimbel sekitar kampus. Baru pada tahun 2016 saya berhasil merintis usaha bimbel sendiri dan Alhamdulillah dengan bisnis tersebut saya dapat mencukupi kebutuhan hidup di Bogor serta dapat mengirimkan sejumlah uang kepada orang tua setiap bulannya,” papar Siti. Bisnis bimbel tersebut oleh Siti diberi nama Bimbel Go Asrama yang target pasarnya adalah mahasiswa tingkat pertama IPB.
Selain aktif berwirausaha, Siti juga aktif berorganisasi. “Selama kuliah saya aktif menjadi Anggota Divisi Fundrising BEM Faperta Kabinet Sapa Tani (2015/2016) dan Anggota Divisi Agripreneur BEM Faperta Kabinet Asa Karya (2016/2017). Saya juga terpilih menjadi salah satu peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2018,” tututrnya.
Rencananya setelah lulus Siti akan mencari pengalaman kerja sekitar tiga tahun. Setelah itu akan mengembangkan bisnis bimbel sendiri. Tujuannya di masa mendatang tidak menjadi pekerja, tetapi menjadi orang yang dapat memberikan lapangan pekerjaan ke orang lain. Siti diwisuda pada hari Rabu, 12 Desember 2018 di Kampus IPB Dramaga. (dh/ris)
Kata kunci: Siti Chalimah, Anak Petani, Fakultas Pertanian, mahasiswa IPB, Lulusan Terbaik, Bidikisi, SNMPTN
Anak petani renta ini jadi lulusan terbaik di fakultasnya
Minggu, 30 Desember 2018 13:05 WIB
Harapannya saya dapat membantu memaksimalkan pengelolaan sawah dan ladang milik keluarga.