Bogor (ANTARA) - Tidak semua orang menyadari pentingnya memiliki jaminan kesehatan sebelum benar-benar membutuhkannya. Begitu pula dengan Siti Sunarsih (45), warga Kampung Cibeduk, Desa Cibeduk, yang kini bersyukur menjadi peserta aktif Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan segmentasi Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah. Ia merasakan sendiri betapa besar manfaat BPJS Kesehatan saat dirinya harus menjalani tindakan operasi usus buntu.
Siti bercerita bahwa awalnya ia hanya merasa sakit perut dibagian kanan bawah. Ia mengira itu hanya sakit lambung atau mag dan masuk angin biasa. Namun lama-kelamaan rasa sakitnya semakin hebat. Tidak hanya nyeri, tubuhnya pun mulai demam dan sulit beraktivitas.
“Pertama saya cuma ngerasain badan gaenak, dan membuat demam 1 badan. Perut terasa kembung ya saya mikirnya masuk angin. Tapi kok makin lama makin sakit, sampai ga bisa jalan tegak, yaudah akhirnya saya dibawa ke puskesmas,” ungkapnya, Selasa (28/10).
Baca juga: Rusman: Tak perlu khawatir iaya, BPJS Kesehatan hadir untuk peserta
Melihat kondisinya yang semakin parah, keluarga segera membawanya ke Puskesmas ia terdaftar untuk mendapatkan pemeriksaan. Setelah diperiksa oleh dokter, ternyata harus lansung ditindak operasi dengan memberikan rujukan ke rumah sakit.
“Waktu itu dokter di puskesmas bilang saya harus dirujuk ke rumah sakit karena kemungkinan besar usus buntu yang sudah pecah. Saya sempat takut karena kepikiran biaya operasinya ke rumah sakit itu pasti mahal. Tapi petugas puskesmas bilang, semua bisa ditanggung BPJS Kesehatan karena saya aktif BPJS,” ujarnya.
Tanpa berpikir panjang ia meminta untuk yang terbaik, penanganan yang diberikan kepadanya sangat cepat. Petugas kemudian membantu proses administrasi rujukan dengan cepat dan ramah. Ia pun langsung dirujuk ke rumah sakit rujukan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
“Semua dibantu sama petugas, saya cuma nunjukkin KTP terus di cek kepesertaannya. Prosesnya cepat, ga ribet. Sampai dirumah sakit pun langsung ditangani dapat kamar,” ungkapnya.
Baca juga: Pengalaman Berobat dan Harapan Keluarga tentang Pentingnya BPJS
Setibanya di rumah sakit, dokter melakukan pemeriksaan lanjutan dan memastikan bahwa benar terdapat peradangan pada usus buntu. Ia segera dijadwalkan untuk menjalani tindakan operasi. Meski sempat merasa cemas, Siti mengaku merasa lega karena semua biaya ditanggung penuh oleh BPJS Kesehatan.
“Operasi, rawat inap, obat-obatan, semuanya ditanggung. Saya sama sekali tidak mengeluarkan uang sepeserpun. Kalau harus bayar sendiri, saya tidak tahu bagaimana caranya, karena biayanya pasti besar,” tuturnya.
Menurutnya, pelayanan yang diberikan selama proses pengobatan pun sangat baik. Mulai dari puskesmas hingga rumah sakit, semua tenaga kesehatan melayaninya dengan ramah tanpa membedakan status peserta.
“Tidak ada perbedaan sama sekali antara pasien BPJS dengan pasien umum. Semua dilayani dengan baik. Dokternya sabar, perawatnya juga perhatian. Saya merasa sangat terbantu,” ujarnya.
Baca juga: Perlindungan BPJS Kesehatan membantu Di masa kehamilan dan persalinan
Setelah menjalani perawatan selama beberapa hari pasca operasi, kondisi Siti berangsur membaik. Kini ia sudah bisa kembali beraktivitas seperti biasa dan tetap rutin melakukan kontrol sampai anjuran dokter yang diberikan.
“Alhamdulillah sekarang sudah sehat. Waktu itu tetap kontrol rutin dan tidak perlu baya rapa-apa juga. Setiap kali ke puskesmas, semua ditanggung BPJS,” tambahnya.
Pengalaman yang dibagikan oleh Siti membuat ia semakin bersyukur karena pemerintah telah memberikan jaminan kesehatan melalui program JKN. Menurutnya, BPJS Kesehatan benar-benar menjadi penolong di saat dirinya berada dalam keadaan darurat dan tidak memiliki biaya untuk berobat.
“BPJS Kesehatan ini seperti anugerah buat saya. Kalau tidak ada program ini, mungkin saya tidak bisa operasi karena biaya rumah sakit mahal sekali. Bersyukur sekali saya terdaftar sebagai peserta aktif dan dibayarkan oleh pemerintah,” ungkapnya.
Ia berharap masyarakat lain, terutama yang sudah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, dapat menjaga keaktifannya agar tetap terlindungi. Ia juga mendorong masyarakat yang belum mendaftar agar segera ikut menjadi peserta.
