Jakarta (ANTARA) - Beras Bulog adalah beras yang dikelola dan didistribusikan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog), lembaga pemerintah yang memiliki mandat penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Melalui peran strategisnya, Bulog memastikan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemerataan distribusi beras sebagai bahan pangan pokok masyarakat Indonesia.
Beras Bulog dikenal memiliki beberapa karakteristik utama. Pertama, kualitasnya yang terjamin. Proses pengadaan dan penyimpanan beras dilakukan melalui pengawasan yang ketat, sehingga mutu tetap terjaga, hingga sampai ke tangan konsumen.
Kedua, stabilitas harga. Bulog berperan sebagai penyangga harga untuk memastikan beras tetap terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, bahkan di tengah dinamika pasar.
Ketiga, ketersediaan yang konsisten. Pengadaan dan penyimpanan beras dilakukan secara berkelanjutan, sehingga kebutuhan masyarakat selalu terpenuhi.
Dalam beberapa situasi darurat, seperti bencana alam atau krisis ekonomi, keberadaan stok beras Bulog menjadi penentu stabilitas sosial yang tidak ternilai.
Persepsi masyarakat terhadap beras ini pun beragam. Ada yang mengapresiasi perannya dalam menjaga stabilitas pangan, namun sebagian lain menyoroti aspek kualitas atau distribusinya.
Berbagai penelitian menunjukkan tingkat kepuasan dan persepsi masyarakat terhadap Beras Bulog cukup positif dalam beberapa konteks. Salah satunya adalah skripsi Suci Wulandari (2024, Universitas Medan Area) yang meneliti Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen terhadap Beras Bulog dalam program Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kota Binjai.
Dalam penelitian itu, dengan menggunakan metode importance-performance analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI) pada sampel 30 responden, diperoleh skor CSI sebesar 87,71 persen, yang dikategorikan sebagai tingkat kepuasan tinggi.
Penelitian lain di Kelurahan Kejapanan menemukan bahwa harga dan kualitas beras Bulog berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen.
Aspek distribusi pun mendapat penilaian positif. Penyaluran melalui pasar tradisional, ritel modern, dan program GPM terbukti meningkatkan akses masyarakat terhadap beras dengan harga terjangkau.
Contohnya, harga beras SPHP yang dijual Rp12.500 per kilogram untuk zona 1 sangat membantu masyarakat, terutama saat harga pasar mengalami kenaikan.
Meski demikian, evaluasi berkelanjutan tetap diperlukan untuk memperoleh gambaran yang lebih luas dan mendalam tentang persepsi masyarakat.
Pemerintah pun terus memperkuat langkah percepatan penyaluran beras SPHP demi menjaga keterjangkauan harga di pasar.
Kualitas Beras Bulog saat ini juga mengalami peningkatan signifikan dan menjadi pilihan masyarakat karena beberapa alasan.
Pertama, harganya yang jauh lebih terjangkau. Misalnya, beras medium Bulog dijual sekitar Rp47.000 untuk kemasan 5 kg, lebih murah dibandingkan harga pasar yang mencapai Rp296.000 per karung 25 kg.
Kedua, kualitasnya yang kini lebih baik dibandingkan masa lalu, sehingga menjadi alternatif menarik di tengah kenaikan harga beras. Ketiga, distribusinya yang lancar membuat pedagang lebih mudah memasarkannya.
Harapan, ke depan Beras Bulog tidak hanya menjadi kebanggaan bangsa, tetapi juga diakui dunia sebagai bukti keberhasilan Indonesia dalam mengelola pangan secara berdaulat dan berkeadilan.
*) Entang Sastraatmadja adalah Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat
Baca juga: Istana: Bulog dan Kementan perbaiki manajemen penyimpanan beras, cegah turun mutu
Baca juga: Bulog tegaskan distribusi beras SPHP terus dimasifkan guna stabilitas harga
