Padang (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan sejumlah sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) yang dipasang di sekitar Gunung Marapi, Sumatera Barat, berfungsi dengan baik.
"Teman-teman media massa juga bisa cek EWS yang kita pasang di Kabupaten Tanah Datar, atau di sungai yang berhulu di Gunung Marapi dan itu berfungsi," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Padang, Senin.
Suharyanto mengatakan salah satu EWS yang dipasang di aliran sungai yang berhulu di Gunung Marapi berfungsi memantau ketinggian muka air. Artinya, ketika debit air sudah mencapai ambang tertentu, maka otomatis direkam dan dilaporkan melalui sistem.
"Tadi malam itu hujan di sekitar Gunung Marapi tetapi sirene tidak berbunyi, setelah dicek ternyata tinggi muka air belum mencapai titik yang mengkhawatirkan," ujarnya.
Baca juga: PGA laporkan abu vulkanik Marapi setinggi 1.000 meter
Baca juga: Marapi semburkan abu setinggi 1.000 meter
Baca juga: Erupsi Marapi lontarkan abu vulkanik
Selain memasang EWS, BNPB juga sedang atau akan membangun beberapa sabo dam yang berfungsi menahan debit air ketika terjadi peningkatan volume air. Langkah ini diharapkan menjadi solusi nyata mengantisipasi banjir lahar dingin seperti kejadian 11 Mei 2024.
"Tahun ini dibangun lima sabo dam," kata dia.
Pada kesempatan itu, Kepala BNPB turut menyinggung kondisi Gunung Marapi yang dalam beberapa waktu terakhir mengalami erupsi. Pemerintah melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus memantau aktivitas gunung itu dengan mengeluarkan sejumlah rekomendasi.
"Saat ini Gunung Marapi masih berada pada Level II dan PVMG terus memantau aktivitas gunung api di Indonesia," ujarnya.
Pos Gunung Api (PGA) Gunung Marapi mencatat hingga 26 September 2025 gunung api yang berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, meletus sebanyak 12 kali.
