Banjarmasin (ANTARA) - Universitas Lambung Mangkurat (ULM) mengembangkan bunga bangkai atau yang memiliki nama ilmiah Amorphophallus paeoniifolius di Rumah Kaca Laboratorium Pendidikan Biologi bagi kepentingan edukasi dan riset.
"Bunga bangkai yang kami tanam pertama kali Desember 2024 lalu kini tumbuh subur dan mengeluarkan bunga yang indah dan eksotik," kata Luthfiana Nurtamara, pengelola Rumah Kaca Laboratorium Pendidikan Biologi ULM di Banjarmasin, Kamis.
Luthfiana mengungkapkan bunga bangkai diperoleh dari Taman Biodiversitas Hutan Hujan Tropis Lembah Bukit Manjai di Mandiangin Timur, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Pada tahun 2024 lalu, Dr. Amalia Rezeki, seorang Biologist Conservation dari ULM menyerahkannya kepada pengelola Rumah Kaca Laboratorium Pendidikan Biologi ULM.
Amalia dikenal sebagai perintis sekaligus pemilik dari Taman Biodiversitas Hutan Hujan Tropis yang dikelola secara swadaya.
Penyerahan beberapa jenis tumbuhan Amorphophallus ini dengan tujuan untuk memperkaya koleksi tumbuhan hutan tropis di Laboratorium Rumah Kaca Jurusan Pendidikan Biologi ULM.
Baca juga: Laboratorium Terpadu ULM standar mutu uji
Sementara Kepala Laboratorium Jurusan Pendidikan Biologi ULM Dr. Aulia Ajizah dosen mengatakan keberadaan bunga bangkai yang tumbuh mekar bisa langsung dimanfaatkan mahasiswa untuk mengamati dan dijadikan sebagai media pembelajaran.
Saat ini Laboratorium Jurusan Pendidikan Biologi ULM sedang membudidayakan tiga jenis tumbuhan Amorphophallus yang didatangkan dari Taman Biodiversitas Hutan Hujan Tropis Lembah Bukit Manjai, seperti Amorphophallus paeoniifolius, Amorphophallus muelleri BI dan Amorphophallus borneensis.
Ketiga jenis tanaman bunga bangkai ini merupakan endemik pulau Kalimantan.
Amalia Rezeki menjelaskan tumbuhan Amorphophallus banyak ragam jenisnya, ditengarai ada sekitar 220 jenis tersebar di seluruh dunia.
Di Asia Tenggara, Indonesia menjadi negara dengan kelimpahan jenis Amorphophallus terbanyak yaitu 29 jenis.
Sebagian besar Amorphophallus yang tersebar di Indonesia merupakan jenis-jenis endemik.
"Amorphophallus merupakan salah satu tumbuhan primitif yang masih tersisa di bumi ini," ungkapnya.
Tumbuhan ini sifatnya umum, dalam daftar merah lembaga konservasi Internasional (IUCN) dengan status Least Concern (LC) atau resiko rendah.
Namun keberadaannya di alam cukup rentan, karena memiliki nilai ekonomis tinggi dan banyak diburu orang.
