Lubuk Sikaping (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat menggencarkan vaksinasi hewan anjing dan kucing untuk mengantisipasi kasus rabies di daerah itu.
Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman Listiyanto di Lubuk Sikaping, Rabu, mengatakan vaksinasi hewan ini dilakukan secara gratis atau tidak dipungut biaya
"Pemkab Pasaman sangat atensi sekali terhadap kasus rabies ini. Makanya kita gencarkan vaksinasi sebagai upaya pencegahan di tengah-tengah masyarakat," katanya.
Dinas Pertanian kata Listiyanto menyiapkan 1.000 dosis vaksin untuk mengantisipasi penyakit rabies dari hewan anjing dan kucing.
"Penyuntikan vaksin ini dilaksanakan secara gratis dengan menugaskan jajaran dokter hewan daerah setempat. Ada 1.000 dosis vaksin kita siapkan secara gratis khusus hewan anjing dan kucing yang ada di Pasaman," katanya.
Baca juga: PDHI usulkan Pemprov NTT "lockdown" hewan penular rabies selama 6 bulan
Percepatan vaksinasi ini dilakukan sebagai upaya memutus rantai dan antisipasi rabies kepada masyarakat Pasaman.
"Kami sangat konsen dengan pencegahan rabies, beragam upaya terus kami laksanakan untuk mendukung optimalisasi pencegahan rabies, termasuk salah satunya lewat vaksinasi ini," tambahnya.
Sementara Kepala Bidang Peternakan Maimunah mengatakan hingga Agustus 2025 ini realisasi vaksinasi terhadap hewan sudah mencapai 1.000 dosis.
"Kita juga akan lihat perkembangan di lapangan. Jika dibutuhkan akan kita siapkan lagi vaksin lanjutan agar Pasaman zero kasus rabies," ungkap Maimunah.
Maimunah mengatakan sampai saat ini belum ada kasus positif rabies yang terjangkit di Pasaman.
"Namun jumlah kasus gigitan ada 102 kasus, yang umumnya hewan anjing. Itu kasus gigitan. Kalau menyimpulkan positif, harus positif laboratorium. Kasus gigitan yang melaporkan itu, umumnya hewannya hilang," katanya.
Baca juga: Pekanbaru berikan vaksin rabies 9 warga korban anjing liar
Akan tetapi, kata dia, tidak ada kasus yang berujung ke rumah sakit.
"Tidak, biasanya langsung ke puskesmas diberi vaksin anti rabies," katanya.
Dia mengatakan saat ini ada sekitar 5.000 ekor Hewan Penular Rabies (HPR) yang menjadi konsentrasi pengawasan.
"Daerah rawan rabies biasanya di Kecamatan Dua Koto dan Rao dengan luasan sebaran Hewan Penular Rabies (HPR) terbanyak. Namun sampai saat ini belum kami temukan kasus rabies di wilayah Pasaman. Ini mulai menunjukkan hasil positif," katanya.
Baca juga: Gubernur NTT keluarkan instruksi batasi pergerakan hewan penular rabies
Namun pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap hewan peliharaan masyarakat agar kasus rabies dapat dicegah dan ditekan.
"Kami juga terus menjalin koordinasi dan komunikasi yang baik dengan seluruh stakeholder terkait yang ada di nagari (desa) hingga kejorongan. Jika memang menemukan ada hewan memiliki ciri-ciri pengidap rabies akan langsung dilakukan penanganan," katanya.
Dampak positif pelaksanaan vaksin ini, kata dia, menunjukkan hasil signifikan dengan tidak adanya lagi kasus rabies sepanjang delapan bulan terakhir.
