Beijing (ANTARA) - Sebanyak 15 orang prajurit berbaris rapi dalam formasi pasukan kehormatan di satu lokasi di pelatihan militer di barat laut Beijing, Rabu (20/8).
Di bawah sinar matahari terik dengan pakaian seragam lengkap dan membawa senjata di dada, mereka melatih langkah angsa yaitu langkah kaki dengan posisi kaki diangkat lurus tinggi hampir sekitar 90 derajat, tumit menghantam tanah keras dengan ritme seragam.
Langkah angsa menjadi salah satu ciri tentara China karena akademi militer pada masa Republik Tiongkok (sebelum 1949) belajar dari Jerman dan Uni Soviet yang memakai gaya tersebut dan setelah berdirinya Republik Rakyat China (1949) langkah yang menyimbolkan ketegasan, kekuatan dan kesatuan pasukan itu pun ikut diadopsi.
Setidaknya ada sekitar 20 barisan prajurit dengan jarak masing-masing sekitar 10 meter yang melatih langkah angsa tersebut.
Prajurit-prajurit itu adalah anggota Tentara Pembebasan Rakyat yang berasal dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara serta Pasukan Penjaga Perdamaian PBB asal China yang sedang berlatih untuk parade militer akbar 3 September.
Parade militer
Parade militer akbar di Beijing pada 3 September 2025 diselenggarakan untuk memperingati 80 tahun kemenangan melawan fasisme Jepang.
Pemerintah China menetapkan 3 September sebagai "Hari Kemenangan" (V-Day) untuk menandai penandatanganan Pernyataan Penyerahan Diri Jepang pada 2 September 1945.
Tujuan penyelenggaraan parade tersebut adalah menyoroti nilai historis Perang Perlawanan Rakyat China terhadap Agresi Jepang (1931-1945) sebagai medan perang utama di kawasan Asia Timur dalam Perang Anti-Fasis Dunia dan kontribusinya atas kemenangan dalam Perang Anti-Fasis Dunia.
Pasukan yang berpartisipasi dalam parade tersebut akan mencakup Tentara Pembebasan Rakyat dan Kepolisian Bersenjata Rakyat, yang terdiri atas unit pasukan infanteri, deretan kendaraan tempur lapis baja, hingga formasi pesawat dan helikopter dalam parade udara.
Wakil Direktur Parade Militer Wu Zeke dalam konferensi pers, Rabu (20/8) pagi, mengatakan parade akan berlangsung selama 70 menit dan dilaksanakan dalam dua tahap yaitu pemeriksaan pasukan oleh Presiden Xi Jinping dan defile pasukan di Lapangan Tiananmen.
Defile tersebut akan terdiri atas 45 kelompok barisan dengan urutan pasukan udara pembawa bendera, barisan pasukan jalan kaki, barisan pasukan pembawa panji-panji militer, iring-iringan kendaraan dan perlengkapan militer, hingga formasi udara yang terdiri atas pesawat tempur dan pesawat lain.
Hadir juga pasukan penjaga perdamaian PBB mengingat China adalah anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan secara rutin selama 35 tahun mengirim pasukan penjaga perdamaian yang hingga saat ini berjumlah 8.000 personel.
Pasukan penjaga perdamaian PBB asal China yang tampil dalam parade kali ini adalah mereka yang pernah menjalankan misi menjadi penjaga perdamaian internasional dari korps zeni, infanteri, serta cabang keahlian lainnya.
Tidak ketinggalan, ada juga band militer gabungan yang memainkan sejumlah repertoar klasik dalam Perang Anti-Jepang maupun lagu-lagu baru di depan Monumen Pahlawan Rakyat Tiananmen untuk mengenang tahun-tahun sulit dalam Perang Anti-Jepang sekaligus mengenang para pahlawan dan yang mengorbankan nyawa mereka untuk kemerdekaan nasional.
Meski tidak menyebutkan secara lengkap jumlah pasukan yang diikutsertakan, parade itu disebut akan melibatkan puluhan ribu tentara, lebih dari 100 pesawat, serta ratusan perlengkapan tempur darat.
Terdapat empat matra yang akan tampil yaitu Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Angkatan Roket (yaitu pasukan yang mengoperasikan rudal). Selain itu ada juga empat kesatuan pendukung khusus: Pasukan Dirgantara, Pasukan Dunia Maya, Pasukan Dukungan Informasi, Pasukan Dukungan Logistik Gabungan.
Pasukan-pasukan tersebut merupakan bagian dari reformasi militer yang dijalankan Presiden Xi Jinping
Sejumlah kebijakan reformasi militer yang dilakukan Presiden Xi Jinping antara lain menjadikan jumlah pasukan Angkatan Darat PLA menjadi kurang dari 50 persen dari total personel aktif sehingga lebih seimbang dengan angkatan lain.
Selanjutnya mengurangi unit non-tempur yaitu mereka yang tidak terlibat langsung dalam pertempuran hingga hampir separuh dan memangkah jumlah perwira hingga sekitar 30 persen.
Tujuan reformasi tersebut adalah agar militer lebih ramping, efisien, dan lebih siap menghadapi perang modern.
Wu juga menyebut parade tersebut punya dua tujuan, pertama adalah memperkuat kesadaran pentingnya kesatuan antar-matra karena dalam satu formasi yang ditampilkan akan terdiri dari berbagai peralatan, menggabungkan formasi tempur beberapa pasukan sehingga menunjukkan penerapan kekuatan multi-dimensi dalam peperangan modern.
Tujuan kedua adalah meningkatkan kualitas gabungan lintas matra karena latihan parade diklaim dilakukan secara presisi untuk menata kekuatan secara terukur hingga satuan meter dan detik.
Parade juga akan menampilkan serangkaian persenjataan generasi baru, seperti tank dan pesawat generasi keempat, peralatan nirawak intelijen dan penangkal nirawak, serta rudal canggih termasuk rudal antikapal hipersonik. Sebagian besar persenjataan itu akan tampil perdana di depan publik.
Semua persenjataan yang akan ditampilkan adalah buatan dalam negeri dan sudah aktif digunakan.
Selain itu, parade akan menampilkan berbagai jenis peralatan canggih seperti perlengkapan hipersonik, sistem pertahanan anti-rudal udara dan rudal strategis untuk menunjukkan kemampuan China dalam penangkalan.
Wu menambahkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, China telah menghasilkan teknologi mutakhir dan mengembangkan beragam senjata dan peralatan canggih, mengawali era baru dalam pengembangan persenjataannya.
Persiapan parade
Secara khusus, Dewan Negara China yang membawahi kementerian dan lembaga-lembaga di pemerintahan China mengundang puluhan wartawan dari media internasional, Hong Kong, Macau dan Taiwan untuk melihat persiapan parade militer tersebut pada Rabu (20/8) sore.
Para jurnalis pun mendapat kesempatan untuk mengambil foto dan video, termasuk wawancara dengan sejumlah prajurit yang sudah dipilih sebelumnya.
Salah satu prajurit yang dapat diwawancara adalah Kapten Shi Bin, anggota Batalyon Komando Pertama yang ditugaskan menjadi penunggang kuda.
Shi Bin akan berjalan di barisan paling depan dan memimpin formasi.
"Bagi kami, tantangan dalam latihan tidak terlalu berat, karena dalam kehidupan sehari-hari sebagai prajurit Batalyon Komando Pertama, latihan kami memang berfokus pada baris-berbaris. Anggota batalyon kami sepanjang tahun selalu melaksanakan tugas komando, sehingga dalam hal gerakan dasar, ketahanan mental, maupun sikap sudah memiliki fondasi yang baik, terima kasih," kata Shi Bin yang diwawancarai masih dengan sikap tegap dan siap.
Ia juga tidak menjawab pertanyaan berapa lama waktu yang diperlukan untuk latihan, dan hanya menjelaskan bahwa latihan berjalan relatif singkat mengingat gerakan dalam parade adalah latihan sehari-hari yang dilakukannya seraya menambahkan latihan dilakukan dengan tetap menjawab waktu istirahat.
Shi Bin juga mengaku hatinya bergetar karena bangga dapat membawa panji militer di barisan pertama.
"Saya menjadi orang pertama yang melewati Lapangan Tiananmen, menerima inspeksi dari partai dan rakyat. Saya merasa ikut parade seumur hidup adalah kehormatan. Satu orang ikut parade, seluruh keluarga merasa terhormat. Saya merasa sangat bahagia dan sangat bangga," ungkap Shi Bin.
Sementara Kapten Wang Ranran, prajurit perempuan anggota Pasukan Kehormatan Tiga Angkatan yang juga akan ikut dalam parade mengungkapkan para prajurit wanita sering mengobrol dan bernyanyi untuk mencairkan suasana.
"Di lapangan latihan, saya punya kebiasaan, yaitu membawa permen. Kadang kalau ada teman yang merasa latihannya hari itu tidak terlalu baik, saya akan memberi permen, membuat suasana jadi manis dan gembira. Saya rasa ini juga bentuk persahabatan dan saling peduli," kata Wang Ranran yang diwawancara juga dengan seragam lengkap.
Perempuan yang sudah bertugas selama 11 tahun itu juga mengaku merasa terharu dapat ikut dalam parade. Dalam dua kali gladi resik, ia bahkan hampir meneteskan air mata saat melewati Lapangan Tiananmen.
Selain itu, para jurnalis juga dapat melihat secara langsung permainan musik band militer gabungan yang berasal dari Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
Band tersebut memainkan tiga repetoar singkat tapi megah yaitu Guāngróng Fēngbēi Jìnxíngqǔ atau Mars Monumen Kehormatan, Gāngtiě Hóngliú Jìnxíngqǔ atau Mars Arus Baja dan Rénmín Jūnduì Zhōngyú Dǎng atau Tentara Rakyat Setia kepada Partai.
Pemerintah China juga mengundang para pemimpin asing untuk menghadiri parade militer akbar tersebut.
Sejumlah media menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi salah satu pemimpin negara yang akan hadir.
China, kata Wu, akan bekerja sama dengan negara-negara lain untuk menjaga tatanan internasional yang membela keadilan, menentang segala bentuk hegemonisme dan politik kekuasaan, serta bersama-sama memajukan pembangunan dengan masa depan bersama, termasuk dengan menggunakan kekuatan militernya.
Parade militer akbar tersebut akhirnya diklaim bukan sekadar pamer senjata, tetapi dirancang untuk menunjukkan bahwa militer China sudah mengintegrasikan teknologi, informasi, dan operasi gabungan lintas matra, sesuai doktrin perang modern.
