Sukabumi (Antaranews Megapolitan) - Hasil otopsi yang dilakukan dokter forensik RSUD R Syamsudin SH, Kota Sukabumi, Jawa Barat, terhadap jenazah Thamrin (18) yang meninggal dunia diduga keracunan tutut ternyata kematiannya bukan disebabkan akibat keracunan.
"Tidak ada tanda keracunan pada organ dalam jenazah Thamrin warga Desa Citamiang, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi," kata dokter forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi Aida di Sukabumi, Rabu.
Menurut dia, sebelum meninggal korban informasinya memang mengalami gejala seperti keracunan dan sebelumnya sudah menjalani penanganan medis di rumah sakit lain. Pada otopsi ini pihaknya hanya menemukan tanda bekas infusan sementara organ dalamnya seperti lambung dan usunya tidak ada jejak racun.
Namun demikian, tidak adanya tanda keracunan dalam tubuh korban ini karena karena gejala keracunan yang diduga akibat tutut sawah tersebut tidak memiliki tanda atau ciri-ciri khas.
Seperti contohnya keracunan zat kimia arsenik pasti ada tanda atau jejak putih di organ dalam, kalau alkohol apalagi secara tampilan luar juga ada tanda sendiri atau pada organ dalam yang terbakar.
"Sebenarnya?tutut ini bagus dan mengandung gizi sehingga tidak ada yang spesifik tanda jejak racunnya seperti apa,'' tambahnya.
Maka dari itu, Aida meminta media untuk menunggu dahulu hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan Puslabfor maupun Dinkes untuk mengetahui kandungan pasti racunnya yang menyebabkan keracunan massal ini.
Walaupun informasinya korban meninggal ini bersama puluhan warga lainnya sebelum mengalami gejala keracunan sempat mengkonsumsi olahan tutut yang dijual pedagang keliling.
Ternyata korban meninggal tidak disebabkan keracunan olahan tutut
Rabu, 25 Juli 2018 16:28 WIB
Tidak ada tanda keracunan pada organ dalam jenazaha Thamrin warga Desa Citamiang, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi.