Subang (ANTARA) - Delapan warga Kampung Sukamulya, Desa Sanca, Kabupaten Subang, Jawa Barat, diduga mengalami keracunan hingga harus dibawa ke IGD RSUD Ciereng.
Direktur RSUD Subang Ahmad Nasuhi saat dihubungi di Subang, Kamis, menyampaikan bahwa peristiwa keracunan yang dialami delapan warga itu terjadi pada Selasa (28/1). Kemudian, mereka masuk ke IGD RSUD pada Rabu malam (29/1).
"Korban yang mengalami keracunan masuk ke IGD RSUD Subang pada Rabu malam (29/1) sekitar pukul 22.00 WIB. Sebelumnya mereka menjalani perawatan di Puskesmas Palasari," katanya.
Ia menyampaikan setelah menjalani perawatan di rumah sakit, dari delapan pasien, satu orang diantaranya mengalami gejala ringan, karena hanya mengonsumsi jamur sedikit, sehingga tidak memerlukan infus dan sudah diperbolehkan pulang.
Baca juga: Dandim 0622 Kabupaten Sukabumi pantau kondisi korban keracunan jamur di Limusnunggal
Baca juga: Warga Kebon Kalapa Sukabumi yang keracunan jamur 17 orang
Sedangkan tujuh pasien lainnya masih menjalani perawatan. Empat orang dari mereka mengalami penurunan kondisi tubuh, salah satunya dengan denyut nadi melemah. Kemudian, tiga pasien lainnya sudah membaik dan stabil.
Secara keseluruhan, kata dia, kondisi pasien keracunan jamur rampak tersebut kini sudah stabil, dan mereka yang membutuhkan obat-obatan tetap mendapat perawatan.
Atas kondisi itu, ia mengingatkan agar masyarakat berhati-hati dan tidak sembarangan mengonsumsi jamur liar.
Berdasarkan informasi, para korban menemukan jamur tersebut sepulang bekerja. Kemudian, mereka mengolah dan memasaknya seperti biasa. Namun, karena mereka tidak dapat membedakan jenis jamur yang aman dikonsumsi dan yang beracun, sekitar 20 menit setelah mengonsumsi jamur tersebut, mereka mulai mengalami gejala keracunan.
Baca juga: Dinkes Cianjur catat korban keracunan massal menjadi 41 orang
Di antara gejala yang dirasakan, mereka merasa mual-mual, muntah, diare, nyeri perut, hingga halusinasi.
Penjabat Bupati Subang Ade Afriandi mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati dalam mengonsumsi jamur liar, terutama di musim hujan, dimana pertumbuhan jamur meningkat.
Jika menemukan jamur yang tidak dikenal, masyarakat diminta untuk tidak langsung mengonsumsinya.
Sementara jika mengalami gejala keracunan, segera periksakan diri ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat.